Jumat, 02 November 2012

Terjemahan Executive Summary Laporan Keuangan



By any standard, China’s economic performance over the last three decades has been impressive. GDP growth averaged 10 percent a year, and over 500 million people were lifted out of poverty. China is now the world’s largest exporter and manufacturer,
and its second largest economy.

Berdasarkan tolok ukur apapun, perekonomian China pada tiga decade terakhir ini sangat mengesankan. Pertumbuhan PDB rata-rata mencapai 10% per tahun dan lebih dari 500 juta jiwa di entaskan dari kemiskinan. Kini China telah menjadi negara pengekspor dan produsen terbesar dan juga merupakan ekonomi terbesar kedua di dunia.

Even if growth moderates, China is likely to become a high-income economy and the world’s largest economy before 2030, notwithstanding the fact that its per capita income would still be a fraction of the average in advanced economies.

Bahkan jika pertumbuhannya semenjana, kemungkinan besar China tetap menjadi negara dengan pendapatan tinggi dan ekonomi terbesar di dunia sebelum tahun 2030, kendati bahwa pendapatan perkapitanya masih sangat kecil dibandingkan dengan pendapatan per kapita negara maju.

But two questions arise. Can China’s growth rate still be among the highest in the world even if it slows from its current pace?And can it maintain this rapid growth with little disruption to the world, the environment, and the fabric of its own society?

Tetapi muncul dua pertanyaan. Dapatkah angka pertumbuhan China masih tetap berada pada posisi tertinggi di dunia seandainya pertumbuhannya melambat? Dan dapatkah China mempertahankan percepatan pertumbuhan tersebut tanpa mengganggu keadaan dunia, lingkungan dan struktur masyarakatnya sendiri?

This report answers both questions in the affirmative, without downplaying the risks. By 2030, China has the potential to be a modern, harmonious, and creative high-income society. But achieving this objective will not be easy. To seize its opportunities, meet its many challenges, and realize its development vision for 2030, China needs to implement a new development strategy in its next phase of development. The reforms that launched China on its current growth trajectory were inspired by Deng Xiaoping who played an important role in building consensus for a fundamental shift in the country’s strategy. After more than 30 years of rapid growth, China has reached another turning point in its development path when a second strategic, and no less fundamental, shift is called for. The 12th Five Year Plan provides an excellent start. This report combines its key elements to design a longer-term strategy that extends to 2030. More importantly, it focuses on the “how,” not just the “what.” Six important messages emerge from the analysis:

Laporan ini mengiyakan kedua pertanyaan tersebut tanpa mengabaikan risiko-risiko yang mungkin terjadi. Menjelang 2030, China sangat berpotensi menjadi masyarakat berpendapatan tinggi yang modern, harmonis dan kreatif yang berpendapatan tinggi. Namun pencapaian tujuan ini tidaklah mudah. Untuk meraih peluang-peluang yang ada, menjawab berbagai tantangan yang dihadapi dan mewujudkan visi pembangunan yang baru pada tahap pembangunan selanjutnya. Perubahan yang membawa China pada jalur pertumbuhan ekonomi yang sekarang ini terinspirasi oleh Deng Xiaoping, seseorang yang sangat berperan penting membangun consensus untuk melakukan suatu perubahan mendasar dalam strategi negara tersebut. setelah lebih dari 30 tahun pertumbuhan cepatnya, China telah mencapai titik balik lain dalam jalur perkembangannya saat dibutuhkannya peralihan strategis kedua yang tidak kalah mendasar. Rencana Lima Tahunan yang ke-12 merupakan sebuah langkah awal yang sangat baik. Laporan ini menggabungkan elemen-elemen penting untuk merancang sebuah strategi jangka yang diperpanjang sampai tahun 2030. Yang lebih penting lagi, laporan ini difokuskan pada “bagaimana” dan bukan hanya “apa”. Enam butir penting yang muncul dari ini:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar