Minggu, 11 November 2012

Etika Jujur dan Berprestasi

Jujur dan berprestasi dua kata itu yang selalu terngiang-ngiang dalam pidato sang Pejabat itu. Ada sebersit harapan yang menggema dalam kepalaku...suatu hari nanti, dengan kejujuran maka aku akan dapat meraih prestasi setinggi langit. Tapi...harapan tinggal harapan. Sepuluh tahun ku gantung harapan itu. Prestasi terbaikku adalam piagam penghargaan pengabdian dari Presiden karena aku telah mencapai masa pengabdian 10 tahun lamanya di kantorku ini. Penghargaan lain dari kantor yang kudapat? Hahahahaha......kosong....song..song.

Kembali lagi ke dua kata jujur dan berprestasi. mari kita lihat bersama-sama arti harafiahnya:
ujur = Jujur jika diartikan secara baku adalah "mengakui, berkata atau memberikan suatu informasi yang sesuai kenyataan dan kebenaran". Dalam praktek dan penerapannya, secara hukum tingkat kejujuran seseorang biasanya dinilai dari ketepatan pengakuan atau apa yang dibicarakan seseorang dengan kebenaran dan kenyataan yang terjadi. Bila berpatokan pada arti kata yang baku dan harafiah maka jika seseorang berkata tidak sesuai dengan kebenaran dan kenyataan atau tidak mengakui suatu hal sesuai yang sebenarnya, orang tersebut sudah dapat dianggap atau dinilai tidak jujur, menipu, mungkir, berbohong, munafik atau lainnya. ( indonesia.siutao.com )

Intinya jujur merupakan perwujudan moral atau akhlak baik kita. Kita mampu untuk bertindak sesuai dengan kemampuan, situasi, kondisi, dan perintah yang ada. Kita tidak menyalahi aturan apalagi mencoba mencari-cari celah untuk mengakali suatu aturan atau bahkan secara radikal menerebos segala aturan yang ada. Kita bertindak sesuai jalan yang telah ditentukan, sesuai peta yang telah kita dapatkan. Kita berusaha semaksimal mungkin secara bersih dan putih.


Berprestasi = 1. mempunyai prestasi dl suatu hal (dr yg telah dilakukan, dikerjakan, dsb) (www.artikata.com)

Berprestasi dalam kata lainnya berarrti kita berhasil mencapai sesuatu hal yang telah ditentukan atau bakan melebihi ukuran yang telah ditentukan itu. Berprestasi berarti bernilai positif. Dalam lingkup dunia ujian, berprestasi berarti mendapatkan nilai yang baik, mendapatkan nilai lebih dari batas minimal yang telah ditetapkan. Itulah berprestasi. Secara umumnya, berprestasi berkenaan dengan hasil yang kita dapatkan sesuai dengan harapan dan ukuran yang telah ditetapkan. Jadi, dalam hal ini berprestasi hanya diukur dari pencapaian hasil atau output yang ada.




Dulu aku membayangkan akan terjadi sebuah kompetisi yang luar biasa ketat di antara para pegawai dan staf untuk menciptakan sebuah prestasi yang luar biasa sehingga layak untuk diberikan penghargaan tempat tertinggi atas segala usaha yang dilakukan. Seluruh kemampuan dan ilmu serta usaha secara jujur dilakukan untuk mencapaik kemenangan dan prestasi yang mengagumkan. 



Namun itu hanya angan-anganku dulu. Sudah 10 tahun ini aku hanya bisa melihat ketidakadilan, kemunafikan, kebohongan. Semua dilakukan hanya untuk membuat bos besar senang. Rasionalitas daya fikir dan ilmu pengetahuan ditinggalkan hanya untuk mengejar kepuasan atasan. Indikator keberhasilan yang dicapai adalah posisi yang diberikan atasan bagi bawahan yang dapat memuaskan kesenangan mereka. Hanya itu...tidak ada lagi jujur dan berprestasi.


Apa yang bisa dibanggakan dari itu? Hanya moral profesionalisme gadungan dan kemunafikan yang tersisa. Kebanggaan akan kemampuan diri....jangan harap dapat dipertanggungjawabkan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar