MENERJEMAHKAN BUKU: KEEPING
ARCHIVES, SECOND EDITION
EDITOR: JUDITH ELLIS (THE AUSTRALIAN SOCIETY OF ARCHIVISTS Inc)
BAB VIII: PENGOLAHAN DAN
DESKRIPSI
OLEH: Paul Brunton dan Tim
Robinson
Sebelum arsip dapat digunakan sepenuhnya untuk
penelitian, terlebih dahulu arsip diidentifikasi dan dikelompokkan sesuai
dengan konteksnya. Bab ini membahas tentang cara bagaimana mengidentifikasi
pencipta arsip dan mengelompokkan serangkaian arsip berdasarkan urutan proses
pembuatannya. Selain itu juga bab ini membahas berbagai masukan dalam melakukan
identifikasi arsip dan juga jika memungkinkan dalam melakukan penyimpanan arsip
sesuai dengan susunan original. Bab ini juga menjelaskan tentang serangkaian
urutan dari mulai pencipta arsip (aspek struktur awal) dan susunan original,
konsep dasar dari pengolahan dan deskripsi arsip dasar.
Pengolahan merupakan proses mengelola fisik
arsip sesuai dengan prinsip-prinsip kearsipan dasar dan susunan original yang
diterima. Setelah proses ini selesai maka selanjutnya yang dilakukan adalah
proses pendokumentasian arsip berdasarkan konteks. Caranya adalah pertama-tama
dengan meneliti susunan awal arsip, ini merupakan tahap awal proses pengolahan.
Tahap kedua adalah menyusun kembali fisik arsip ke dalam susunan, tahapan ini
melibatkan kegiatan penempatan arsip kembali ke dalam kotak penyimpanannya,
memberikan label, dan meletakkannya di dalam rak arsip.
Deskripsi merupakan proses perekaman informasi
terstandarisasi tentang pengolahan, isi dan format arsip sehingga orang lain
dapat dengan mudah membaca deskripsi yang dibuat.
Pengolahan dan deskripsi merupakan aktifitas
yang saling berhubungan satu sama lainnya. Proses pendokumentasian berhubungan
dengan pengelolaan dan berdasarkan pada prinsip originalitas dan provenance,
kegiatan ini merupakan bagian terpenting bagi arsip satis, karena tidak seperti
buku, arsip lebih bergantung pada konteksnya. Buku dapat dengan mudah disatukan
dalam grup catalog dan dipahami oleh pengguna dengan sendirinya karena buku
sudah berisi informasi yang sangat lengkap di dalamnya. Arsip, di lain pihak,
merupakan produk organic yang dinamis terus menerus berubah berisi tentang
suatu kegiatan pekerjaan ataupun kegiatan sehari-hari yang berkelanjutan, yang
hanya dapat dipahami sepenuhnya dengan ilmu mengapa dan bagaimana arsip
tersebut diciptakan dan digunakan terus menerus. Ketika kehidupan seseorang
ataupun kegiatan bisnis tertentu mengalami perubahan, maka perubahan baru ini
akan tercermin dalam setiap arsip yang diciptakan dan memberikan bukti yang
sangat berharga bagi para peneliti yang menggunakan arsip tersebut. Setiap
koleksi arsip yang diciptakan berbeda dalam hal isi maupun jumlah susunannya.
Sebagian dari arsip tersebut masih tersusun dengan menggunakan original order,
sementara beberapa koleksi arsip lainnya masih harus disusun secara teliti
dalam susunan yang original ataukah dalam susunan baru.
Proses pengolahan melibatkan berbagai rangkaian
aktifitas. Pertama-tama, arsiparis melakukan survey untuk keseluruhan koleksi untuk
memilah apakah materi arsip tersebut disimpan dengan cara yang dapat
diidentifikasi atau tidak. Jika memang tersimpan dengan cara yang dapat
diidentifikasi, maka arsiparis akan mencatatnya, dan jika memungkinkan akan
menggunakan cara original order untuk menyusun kembali arsip-arsip tersebut.
Dalam proses ini para arsiparis akan sering
menemukan berbagai macam penciptaan arsip dan hubungannya satu sama lain, yang
jika tidak dapat dijelaskan dengan benar maka akan dapat dengan mudah
dilupakan. Para pengguna arsip tidak mungkin dapat memeriksa keseluruhan
koleksi arsip untuk menentukan bagaimana dan mengapa arsip diciptakan dan
fungsi arsip tersebut terhadap organisasi dan aktifitas individu yang menjadi
bagian dari arsip tersebut. Namun, Informasi seperti ini sangat vital dan wajib
untuk dipahami.
Menyusun Prioritas Pengolahan dan
Deskripsi
Seperti semua fungsi arsip lainnya, pengolahan dan deksripsi membutuhkan
perencanaan yang baik dan sesuai dengan kewajiban kearsipan lainnya. Pertanyaan
kunci yang harus dijawab dalam menentukan prioritas kegiatan ini yaitu:
-
Koleksi
arsip mana yang akan dikerjakan terlebih dahulu?
-
Tingkatan
detail apa yang dibutuhkan?
-
Berapa
lama waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan tiap-tiap koleksi arsip?
Beberapa koleksi arsip membutuhkan prioritas utama dikarenakan tuntutan
pengguna sebagai bahan penelitian, sementara koleksi lainnya dapat menunggu
untuk dikerjakan karena penggunaan arsip tersebut tidak terlalu tinggi.
Prinsip Pelaksanaan Pengolahan
Proses pengolahan melibatkan proses
identifikasi dan pengaturan berbagai macam bagian koleksi arsip menurut prinsip
dasar kearsipan yang berlaku. Dua prinsip dasar pengolahan arsip yaitu: prinsip
provenance dan original order.
Banyak pihak yang telah mencoba prinsip
pengolahan lain, namun semua itu gagal dilakukan. sistem pengolahan arsip di
luar kedua prinsip tersebut di atas mayoritas adalah prinsip yang sama dengan
yang digunakan untuk mengolah buku-buku di perpustakaan. Secara umum memang
pengolahan yang dilakukan serupa namun jika melihat konteks isi yang terkandung
di dalam arsip,maka akan sangat berbeda. Kesulitan yang biasanya ditemui dalam
pengolahan arsip adalah menentukan kategori dokumen-dokumen yang hanya memiliki
satu subjek isi, namun berlainan konteks.
Prinsip Provenance
Terminologi provenance dalam aspek structural mengacu pada tempat asal
arsip, yaitu organisasi, kantor atao orang yang menciptakan, menerima, atau
mengumpulkan dan menggunakan arsip sebagai bagian dari kegiatan usahanya atau
kegiatan sehari-hari (lihat bab I untuk pembahasan Pronvenance).
Materi yang diciptakan dan/atau diterima oleh seorang individu atau
organisasi atau kantor dalam organisasi tersebut harus kelompokkan ke dalam
satu koleksi dan tidak dapat dicampur baik secara fisik maupun intelektual
dengan materi provenance yang berbeda. Berikut ini adalah contoh yang
menggambarkan pentingnya melakukan mempelajari prinsip provenance.
Studi Kasus I
Janda David Reid menyerahkan hasil kerja dan penelitian suaminya ke
lembaga kearsipan. Di dalam koleksi David Reid itu terdapat surat-surat yang
dialamatkan kepada David Reid, seperti surat John Armstrong, seorang guru
sejarah local yang terkenal. Surat-surat lain berasal dari para tokoh
masyarakat yang berada di lingkungan sekitarnya. Sebelum kematiannya, Reid
telah mempersiapkan pendirian Pusat Sejarah di wilayah tempat tinggalnya di
mana isinya nanti direncanakan mencakup kumpulan informasi yang telah
dikumpulkannya untuk digunakan sebagai pengingat kegiatan perayaan HUT wilayah
tersebut. Lembaga Arsip tempat diserahkannya arsip-arsip ini telah menyimpan
banyak arsip yang didonasikan oleh John Armstrong dan juga berisi tentang
materi bahan yang berhubungan dengan keluarga yang tinggal di distrik yang
sama.
Jika arsip Reid dikelompokkan ke dalam kelompok arsip yang sama dengan
arsip John Armstrong karena berdasarkan pada kesamaan nama penulis surat-surat
dalam arsip Reid tersebut, maka pengelompokkan tersebut bertentangan dengan
prinsip provenance. Walaupun semua surat yang dikumpulkan oleh Reid berasal
dari banyak orang, akan tetapi surat-surat dan data-data tersebut dikumpulkan
dan dikirimkan untuk David Reid. Jika kita memisah-misahkan semua surat dan
data hanya berdasarkan pada kesamaan penulisnya, maka sama saja kita
menghancurkan bukti hasil kerja Reid dalam mempersiapkan tempat Pusat Perayaan.
Informasi yang terkandung dalam setiap surat yang dikirimkan kepada Reid tidak
akan hilang tapi rantai penghubung yang menceritakan asal muasal kinerja Reid
seperti metode yang digunakan, dan perkembangan yang dicapai oleh Reid dalam
meneliti dan membangun Pusat Perayaan tidak dapat muncul.
Studi Kasus 2
Kertas-kertas kerja Desmond Michael diserahkan kepada Arsip Nasional,
pada saat diserahkan hanya sedikit orang yang mengetahui kehidupan dan hasil
kerja Michael. Bersama kertas-kertas kerjanya, terdapat 1 bundel kumpulan foto
gedung-gedung abad ke-19 masehi dengan dekorasi balutan besi. Hanya dalam
jangka waktu 1 tahun setelah penyerahan arsip Michael dapat diketahui bahwa
Michael tertarik dengan sejarah arsitektural dan meneliti tentang sejarah penemu
arsitektur besi. Jika saja foto-foto Michael di biarkan dan disusun hanya
berdasarkan pada kesamaan nama-nama gedung yang dimaksud dalam foto tersebut,
maka informasi yang didapat hanyalah informasi kondisi gedung tersebut.
Sedangkan informasi penting yang melatarbelakangi foto gedung akan hilang sama
sekali. Informasi yang mungkin akan hilang jika penyusunan foto tidak
berdasarkan pada metode provenance yaitu pertama hasil dan metode penelitian
yang digunakan oleh orang yang mengumpulkan foto tersebut akan musnah. Kedua,
fakta bahwa dekorasi menggunakan besi yang digunakan pada gedung-gedung masa
lampau ditemukan oleh Michael akan hilang. Maka dengan dua alasan yang
disebutkan di atas tersebut, foto-foto Michael tersimpan secara bersama-sama
sebagaimana kumpulan aslinya sesuai dengan fakta waktu dibuatnya foto-foto
tersebut masih tetap tidak diketahui secara jelas.
Prinsip Original Order
Prinsip original order memiliki definisi bahwa setiap arsip harus
disimpan berdasarkan susunan aslinya sebagaimana waktu arsip tersebut digunakan
sebagai arsip aktif. Prinsip ini harus diikuti, yaitu arsip selayaknya harus
disusun sesuai sebagaimana pada saat arsip tersebut digunakan sebagai arsip
aktif kecuali jika arsip tersebut tidak memiliki susunan arsip sendiri atau jika
arsip tersebut dalam kondisi berantakan dan tidak tersusun dengan layak.
Susunan original tidak harus rapi, tapi harus dapat dipahami atau jelas
sehingga dapat dengan mudah ditelusuri. namun, jika susunan arsip sudah
dicampur aduk oleh kertas-kertas lain oleh pemilik arsip itu sendiri, maka
susunan arsipnya harus diperbaiki, jika tidak maka makna yang terkandung di
dalamnya akan musnah, dan dibutuhkan keahlian khusus untuk dapat memahami arsip
jenis ini.
Membuat kembali susunan original biasanya selalu dihubungkan diibaratkan
dengan melakukan restorasi sebuah gedung, dimana tujuan dari kegiatan ini
adalah untuk merawat semua bukti sampai pada kondisi ketika gedung dibangun,
tindakan ini berhubungan dengan perkembangan sejarah gedung bagi pemilik gedung
dan pengguna gedung tersebut. Sedangkan untuk penyusunan arsip sesuai original
order hal yang harus dilakukan adalah melihat segala macam perubahan yang telah
dilakukan pada arsip tersebut yang meilbatkan pemilik arsip dan pengguna arsip
kemudian menyusunnya kembali ke dalam susunan sebagaimana aslinya.
Original order pada arsip merupakan sumber bukti aktifitas yang
dilakukan oleh sebuah perusahaan atau seseorang. Susunan ini merupakan
satu-satunya bukti yang tidak dapat diberikan oleh dokumen itu sendiri dalam
menggambarkan rantai aktifitas di dalamnya. Penggambaran secara utuh akan
terlihat dalam sekelompok dokumen dan tidak akan terlihat apabila dokumen dalam
kelompok tersebut dipisah-pisahkan. Seperti pepatah bahwa bersama-sama akan
membawa pengaruh besar jika dibandingkan dengan sendiri. Pemahaman tentang
provenance berhubungan dengan original order., dan dalam original order
merupakan bagian dari provenance arsipnya. Dengan mengetahui nama organisasi
penciptanya, seorang arsiparis harus dapat mengetahui fungsi apa dari
organisasi tersebut yang digunakan dan bagaimana fungsi ini menghasilkan arsip,
fitur-fitur yang sering muncul dalam susunan arsipnya.
Studi Kasus 3
Anda baru saja terpilih sebagai
seorang arsiparis pertama yang bertugas di sebuah perusahaan kecil yang telah
bergerak menjalankan bisnisnya selama 60 tahun. Pekerjaan pertama anda adalah
merapihkan tempat penyimpanan di basement dimana di dalamnya tersimpan
arsip-arsip korespondensi yang sudah berumur hamper 50 tahun. Pada awalnya para
staf menyimpan arsip tersebut dalam sebuah rak terbuka, kemudian seiring
semakin bertambahnya jumlah arsip mereka menyimpannya di dalam box, namun
kemudian seiring berkembangnya waktu, para staf hanya akan melemparkan
arsip-arsip lama ke ruangan tersebut. Keadaan semakin diperparah dengan kondisi
box arsip yang sudah rusak sehingga banyak arsip berantakan di lantai.
Survey awal menunjukkan hasil yang tidak terlalu buruk seperti
kelihatannya. Meskipun semua file tampak berantakan, tetapi secara individu
masih disatukan oleh angka-angka atau symbol-simbol lain yang saling
berhubungan satu sama lain. File-file terdahulu disusun berdasarkan subjek,
kemudian berkembang menjadi system klasifikasi angka; yaitu angka menunjukkan
fungsi dari file tersebut (tentang
kebijakan, personel, hukum, dan sebagainya). Karena penempatan system filling,
maka penempatan file kembali ke dalam susunannya semula dapat secara langsung
dilakukan, kecuali untuk arsip satu periode. Untuk arsip yang masuk ke dalam
system filling terbaru dalam kurun waktu 2 tahun kemudian, terdapat dua
rangkaian nomor untuk file lama: system yang lama dan system yang baru. Jika
anda menomori kembali file dengan angka yang baru sesuai dengan system lama,
maka akan menimbulkan ketidakjelasan dalam system. Mengganti nomor-nomor
pengganti yang sudah ada dalam file angka seperti ini untuk disesuaikan ke
dalam system yang lama adalah cara yang salah. File-file angka teratas harus
tetap tersimpan dengan system baru yang digunakan pada masa itu karena system
tersebut mewakili susunan original file itu. Perubahan system yang dibuat oleh
pencipta arsip dalam menyimpan arsip-arsipnya tidak akan berpengaruh pada
kelanjutan dari arsip tersebut, namun lebih kepada proses mendapatkan dan
merawat arsip tersebut yang akan berubah.
Contoh kasus penting lainnya
mengenai original order dapat dilihat dalam album foto keluarga Victoria.
Sangat mudah untuk memindahkan gambar dari tiap-tiap halaman dalam foto
albumnya, karena biasanya hanya ditaruh tanpa direkatkan ke dalam tiap-tiap
bagiannya. Namun,biasanya album foto mempunyai bentuk atau perencanaan letak.
Dalam album keluarga, foto disusun berdasarkan tingkatan hirarki keluarga,
seperti ayah,ibu, diikuti oleh anak-anak kemudian saudara dan keluarga lainnya.
Bahkan jika tidak terdapat informasi tentang foto-foto tersebut, hubungan
kekeluargaan dapat terlihat berdasarkan posisi penempatan foto dalam album.
Informasi ini akan hilang jika susunan asli tidak disimpan dengan
sebaik-baiknya.
PERSIAPAN UNTUK PENGOLAHAN DAN DESKRIPSI
Pada saat tahapan pembuatan jalan masuk, seorang arsiparis akan membuat
Angka Tanda Identifikasi terhadap sekelompok arsip yang dikerjakannya. Angka
ini berfungsi untuk mengendalikan materi secara intelektual dan fisik sebagai
bagian dari proses pengolahan dan deskripsi yang dilaksanakan.
Sebelum memulai untuk membuat jalan masuk arsip, para arsiparis harus
menyatukan sumber-sumber materi yang akan digunakan semaksimal mungkin terutama
yang berhubungan dengan organisasi, individu atau keluarga yang menciptakan,
menerima, atau menggunakan materi arsip. Cara ini akan sangat membantu mereka
untuk memahami latar belakang arsip dan memberikan informasi yang berguna
ketika mengkompilasikan secara administrative semua catatan dan rekaman sejarah yang ada. Berikut ini adalah sumber-sumber
informasi yang harus di kumpulkan oleh arsiparis adalah:
-
Untuk
organisasi: tanggal berdirinya; fungsi pada saat pendirian sampai pada masa
sekarang; nama-nama sub unit yang ada di dalamnya dan fungsinya masing-masing;
nama-nama para pejabatnya; dan peristiwa
atau perubahan penting yang terjadi dalam tubuh organisasi beserta tanggal
kejadiannya.
-
Untuk unit
dalam organisasi: judul, alokasi fungsi, aktifitas dan hubungannya dengan
organisasi secara keseluruhan.
-
Untuk
individu: data tanggal lahir, pernikahan, dan kematian; perubahan alamat; nama
atasan dan jenis pekerjaan yang dimiliki; hobi dan aktifitas penting lainnya;
hubungannya dengan asosiasi dan kegiatan yang dilaksanakan oleh kantornya,
tanggal-tanggal yang berhubungan.
Arsiparis harus memeriksa seluruh aspek yang
termuat dalam dua poin di atas untuk menghindari penyusunan kembali yang salah
atau saling bertentangan. Pengelompokkan tanggal, subjek masalah, dan kejadian
lain yang saling berhubungan harus dilakukan dengan sangat hati-hati dan
seksama.
Definisi arsip memang unik; selain itu arsip
memiliki materi yang sangat lemah dan biasanya isi dan kandungan arsip tersebut
banyak yang memiliki kandungan berbahayabagi keselamatan fisik arsip itu
sendiri. Untuk semua alasan ini, para arsiparis harus sangat berhati-hati dalam
mengolah dan melakukan desktripsi arsip. Selalu menggunakan tangan yang bersih
sebelum memegang arsip, selalu membersihkan area kerja dan berhati-hati dalam
menggunakan arsip. Penggunaan alat bantu seperti pengait kertas, clip, atau
alat bantu lain untuk membaca arsip layak untuk direkomendasikan.
Selama proses pemeriksaan arsip, anda dapat
menemukan berbagai informasi yang sensitive, rahasia atau bahkan yang memalukan
sekalipun. Seorang arsiparis memang memiliki hak untuk mengakses arsip-arsip
sebagaimana dimaksud, namun hak tersebut tidak lantas membuat arsiparis itu
membuka informasi sensitive tersebut kepada orang lain yang tidak bertanggung
jawab. Ini merupakan bagian dari etika profesi arsiparis yang menghargai
kerahasiaan arsip yang dipercayai untuk diolahnya.
Dalam memeriksa koleksi arsip, seorang
arsiparis harus membuat daftar pertanyaan sebagaimana tertulis di bawah ini
yang tujuannya adalah untuk menyusun sistematika informasi yang digunakan agar
arsip yang dikelolanya tersusun sesuai dengan aslinya. Informasi yang merupakan
jawaban atas pertanyaan yang diajukan ini dijabarkan ke dalam bentuk deskripsi
final. Berikut ini adalah daftar pertanyaan sebagaimana dimaksud di atas:
-
Siapa yang
menciptakan, atau menerima, atau mengkompilasikan dan merawat arsip selama
masih berfungsi sebagai arsip aktif? Untuk organisasi, departemen atau unit
mana yang menciptakan arsip dan untuk tujuan apa? Untuk individu, untuk
kapasitas apa dan untuk tujuan apa seseorang menciptakan arsip? Untuk
penerimaan surat, yang terpenting adalah bukan penulis (pencipta) surat
tersebut yang terpenting dalam konteks ini akan tetapi adalah penerimanya.
Duplikasi surat yang terkirim, yang disimpan oleh penulis untuk arsip-arsip
pribadinya, merupakan bagian dari arsip penulis tersebut, bukan menjadi bagian
dari orang yang menerima surat asli dari penulisnya.
-
Apakah
jenis tipe arsip: diari, buku notulen, catatan kecil, korespondensi, publikasi,
fotografi atau potongan berita?
-
Jenis
Informasi apa yang terekam di dalamnya?
-
Bagaimana
dengan jarak waktu penanggalan pada arsip-arsip yang diciptakan? Tanggal ini
merupakan tanggal actual penulisan arsip, bukan tanggal yang disebutkan dalam
isi arsip.
-
Bagaimana
dengan susunan materinya? Apakah terdiri dari beberapa susunan? Jika ya, apakah
standar dasar penyusunannya? Sebagai contoh, apakah secara alfabetis, atau
kronologis ataukah disusun dengan berdasarkan pada system yang lain?
-
Khusus
untuk jenis volume, apakah keseluruhan volume digunakan untuk tujuan yang sama?
Sebagai contoh, jika ini merupakan diari, maka semua isinya digunakan untuk
tujuan yang sama yaitu sebagai catatan harian, atau jika tidak apakah sebagian
isinya akan merupakan catatan transaksi keuangan atau notulen rapat?
Arsip bukan merupakan buku karena tidak
dirancang untuk memberitahukan pembaca atau penggunanya apa yang terkandung di
dalamnya. Oleh karena itu, jangan langsung mempercayai setiap judul atau
deskripsi yang menerangkan tentang suatu volume atau bundle kertas-kertas tertentu.
Sebagai arsiparis, ia harus meneliti lebih jauh lagi materi isi di dalamnya
untuk menentukan apa yang terdapat dalam arsip tersebut. Dengan meneliti secara
seksama lebih jauh lagi ke dalam arsip, maka para arsiparis akan menjadi lebih tahu
tentang isi materi dan latar belakang dari arsip tersebut. Sehingga hal ini
akan memudahkan mereka untuk menyusun kembali arsip-arsip tersebut dan
menempatkannnya sesuai dengan urutan aslinya.
Pengolahan
Pertama-tama para arsiparis harus memastikan bahwa materi provenance
(asli) yang sama telah diidentifikasi. Cara agar dapat mengidentifikasi
provenance arsip adalah dengan mengetahui orang atau kantor yang menciptakan,
menerima dan atau menggunakan arsip tersebut. Untuk mengetahuinya, cara yang
tepat adalah dengan melihat pada struktur organisasi atau susunan urutan
keluarga seorang individu. Dengan demikian, para arsiparis akan mendapatkan
informasi yang berguna untuk proses pengolahan dan penyusunan kembali arsip.
Melakukan Identifikasi Seri-seri Arsip
Kegiatan yang dilakukan setelah memastikan materi keaslian arsip, maka
adalah mengidentifikasi komponen-komponen seri. Dalam satu seri arsip berisi
tentang gabungan catatan yang dikumpulkan secara bersama-sama pada saat arsip
masih aktif dan akan membentuk alur yang saling berhubungan satu sama lainnya.
Alur yang menghubungan seri arsip ini merupakan bentuk nyata dari system
filling (seperti klasifikasi, alfabetis, numerical, kronologikal atau kombinasi
di antara hal-hal yang telah disebutkan tadi) atau hubungan seri juga dapat
dibentuk dengan mengelompokkan arsip berdasarkan fungsi, isi atau format yang
sama. Factor penting yang harus diperhatikan dalam identifikasi seri arsip
adalah pengelompokkan arsip selama masa aktifnya. Cara ini dapat diaplikasikan
untuk arsip organisasi dan personal.
Perhatian lebih harus dilakukan khusus untuk mengidentifikasi seri arsip
yang pada saat permulaan masa aktifnya menjadi tanggung jawab pencipta dan
kemudian diturunkan kepada bawahan si pencipta arsip atau orang lain karena adanya
perpindahan atau suksesi jabatan. Seri arsip jenis ini harus dimasukkan ke
dalam susunan provenance kantor terakhir dan bukan penciptanya, namun harus
diingat pada tiap-tiap awal susunan provencance harus dituliskan periode masa
pertanggungjawabannya. Sebagai contoh, fungsi pemberian hadiah dan pemberian
uang pension untuk para prajurit veteran pertama kali berada di bawah
departemen veteran, kemudian fungsi ini kemudian dapat diambil alih oleh
Departemen yang mengurusi pegawai pensiunan. Seri arsip yang digunakan dalam
proses transaksi ini dapat berupa file klien. Maka dari itu harus
diidentifikasi susunan provenance pada masing-masing periode sejarah awalnya.
Berikut ini adalah beberapa contoh seri arsip:
-
Arsip yang
disusun berdasarkan system filling. Arsip yang menggunakan system ini dapat
berupa arsip korespondensi yang disusun dengan menggunakan system nomor tunggal
berurutan, dimana di dalamnya tiap-tiap file dibeda-bedakan oleh nomor yang
berisi tentang tahun dan seri nomor yang berurutan; contohnya, file ke-1 tahun
1956 ditulis 56/1. Contoh lain dapat disusun secara alfabetis dengan menuliskan
judul dari masing-masing file.
-
Arsip yang
dikelompokkan bersama-sama berdasarkan kesamaan fungsi. Hampir semua kelompok
arsip ini dikumpulkan bersama-sama karena kesamaan fungsinya, seperti buku kas,
semuanya dimasukkan ke dalam kategori yang sama yang disusun dengan menggunakan
system filling, bahkan dalam proses penempatannya pun di dalam rak menggunakan
susunan kronologis.
-
Arsip yang
dikelompokkan bersama-sama berdasarkan kesamaan isi. contoh arsip ini adalah
arsip kasus-kasus di pengadilan. Semua arsip tersebut diletakkan dalam kelompok
yang sama karena memiliki isi yang sama yaitu mengarah pada suatu subjek yang
sama.
-
Arsip yang
dikelompokkan bersama-sama berdasarkan format yang sama (seperti arsip foto
atau arsi rekaman suara). Harus selalu diingat bahwa untuk arsip jenis ini,
bukan bentuk arsip yang menentukan apakah koleksi yang dimaksud mewakili seri
arsip tertentu. Bentuk arsip ini walaupun dalam 1 seri bisa berubah. Seri arsip
hanya dapat ditentukan berdasarkan bentuk hanya untuk arsip yang memiliki
bentuk yang sama yang disimpan secara bersama-sama sebagai hasil dari kreasi,
penerimaan atau penggunaannya. Untuk arsip foto, contohnya, arsip foto siswa di
sekolah akan memiliki seri yang berbeda jika tujuan dibuatnya foto ini adalah
untuk mengabadikan gedung-gedung sekolahnya. Namun foto-foto tersebut akan
berada dalam seri yang sama jika tujuan pembuatan foto adalah untuk dokumentasi
siswa.
Dalam melakukan identifikasi seri-seri arsip,
prinsip-prinsip susunan asli harus diaplikasikan secara benar. Para arsiparis
harus menentukan arsip apa yang dikelompokkan bersama-sama selama masa aktifnya
untuk membentuk satu seri arsip.
Alat yang efektif untuk mengidentifikasi seri
arsip dan susunan asli arsip adalah alat temu balik arsip. Contoh, daftar arsip
atau indeks yang menghubungan kepada arsip akan sangat membantu jika seri nomor
yang tercantum pada arsip membingungkan. Daftar surat yang diterima, memberikan
petunjuk berupa rentang waktu seri arsip di gunakan, susunan surat pada saat
diterima, ringkasan isi dan detail bagaimana surat diurutkan dalam susunan
angka pada saat penerimaan.
Tidak ada minimal jumlah arsip dalam satu seri,
oleh karena itu dalam mengidentifikasi arsip harus diperhatikan dengan benar
hubungan arsip dalam satu seri. Jika memang tidak saling berkaitan, walaupun
seri arsip tersebut hanya terdapat sedikit arsip yang saling berhubungan,
arsiparis tidak dapat memaksakan arsip lain untuk masuk ke dalam seri tersebut.
Seri Arsip Buatan
Jika tidak dapat ditemukan susunan asli arsip,
maka perlu dibuat seri arsip buatan. Namun, dalam prosesnya, kita harus
benar-benar memastikan terlebih dahulu bahwa terdapat fakta pendukung bahwa
materi arsip yang diserahkan oleh pencipta dalam keadaan yang tidak beraturan.
Tidak beraturan dalam hal ini bukan berarti tidak tersusun rapi, akan tetapi
arsip-arsip ini selama masa aktifnya ditempatkan di tempat-tempat terpisah
tanpa adanya hubungan dan tujuan satu sama lainnya.
Keputusan untuk membuat seri arsip buatan ini
seringkali terjadi untuk koleksi arsip personal yang biasanya berisi tentang
surat menyurat. Susunan arsip seri buatan koleksi arsip seperti ini adalah surat
yang diterima dan duplikasi surat yang dikirim dapat dikelompokkan untuk
membentuk satu seri. Tiap-tiap seri tersebut kemudian dapat disusun secara
kronologis atau alfabetis berdasarkan nama penulis atau penerima surat. Namun,
keputusan untuk memilih metode penyusunan mana yang akan digunakan untuk arsip-arsip
surat bergantung pada factor penomoran pada surat tersebut. Jika surat-surat
yang tersimpan tidak berisi tanggal, atau tidak ada tanggal yang jelas
disebutkan dalam surat, maka sebaiknya arsip surat-surat tersebut disusun
secara alfabetis.
Untuk arsip-arsip foto yang ditemukan
bersama-sama dengan file arsip korespondensi tidak dapat dipisahkan ke dalam
seri yang lain. Hal ini dikarenakan fungsi arsip foto tersebut berhubungan
dengan seri arsip korespondesi yang berada di dalamnya. Sebagai contoh, arsip-arsip seorang agen real estate. Dalam
arsip tersebut terdapat foto-foto
keluarga sang agen dan juga foto-foto property yang ia tawarkan dalam susunan
yang tidak beraturan. Penyusunan kembali arsip seperti ini adalah dengan
membuat dua seri arsip. Seri pertama berisi tentang foto-foto keluarga, dan
seri kedua berisi tentang foto property yang dijual. Pengelompokkan ini
mencerminkan fungsi dari arsip tersebut. Pengelompokkan arsip foto yang
berdasarkan fungsi merupakan cara yang paling efektif dalam membuat seri arsip
buatan jenis arsip foto, karena fungsi arsip tersebut yang harus dipertahankan
dari pada bentuk arsip tersebut.
Deskripsi
Deskripsi didefinisikan sebagai proses penciptaan kontrol intelektual
terhadap arsip yang dimiliki melalui persiapan jalan temu. Deskripsi dokumen
awal yang digunakan pada hampir semua penyimpanan arsip adalah lembaran seri
deskripsi arsip. Tujuan deskripsi ini adalah untuk merekap deskripsi detail dari karakter, isi
dan format dari masing-masing seri dan menghubungkannya ke dalam susunan
provenancenya. Contoh nyata dari hal ini dapat dilihat pada table 8.4, 8.5 dan
8.6.
Tabel 8.1. Ceklist Sumber-sumber
Pengaturan
sejarah administrative organisasi
Berikut ini adalah petunjuk sumber-sumber yang harus dikonsultasikan untuk
latar belakang informasi sebuah organisasi. beberapa di antaranya dapat
ditemukan pada perpustakaan melalui pemeriksaan detail terhadap arsip-arsipnya,
beberapa lainnya dapat ditemukan dalam arsip-arsip organisasi itu sendiri,
biasanya masuk ke dalam kategori arsip kebijakan, administrasi atau sejarah.
Organsisasi juga menghasilkan manual prosedur, buku pegangan atau struktur
organisasi dimana semua hal tersebut harus dikonsultasikan.
1. Penciptaan instrumen hukum, seperti sertifikat
corporate, Hukum Kerjasama dokumen registrasi perusahaan
2. Konstitusi, aturan hukum
3. Laporan rutin, baik yang diterbitkan maupun
yang tidak diterbitkan
- Arsip-arsip perusahaan yang disimpan oleh berbagai lembaga pemerintah, seperti arsip-arsip perusahaan yang mengalami kebangkrutan dan arsip-arsip perusahaan yang melakukan registrasi ke pemerintah,
- Sejarah perusahaan baik yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan
- Direktori perusahaan dan atau bisnis yang dipublikasikan
- Artikel Koran atau jurnal atau pemberitahuan
8. Interview dengan para staf atau dengan mantan
staf
_________________________________________________________________________________
Untuk
Catatan Biografi pada arsip Individu dan keluarga
Sama seperti organisasi, arsip individu atau keluarga bukanlah merupakan
sumber tunggal dari informasi biografi. Masih terdapat sumber lain yang harus
diketahui:
- Arsip yang disimpan oleh instansi pemerintah yang berwenang seperti arsip kelahiran, kematian, dan catatan pernikahan, wasiat, arsip-arsip likuidasi, arsip imigrasi, arsip tanah, sensus, arsip putaran pemilu dan arsip pemakaman.
- Arsip organisasi yang berhubungan dengan individu atau keluarga yang dimaksud seperti insitutisi pendidikan, gereja, bank,klub, dan asosiasi atau serikat pekerja.
- Biografi, autobiografi atau sejarah keluarga, baik yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan dan sejarah umum yang meliputi detail biografi
- Kamus biografi, baik yang umum maupun spesifik, seperti biografi perdagangan atau profesi.
- Direktori, buku telepon dan lembaran Negara.
- Surat kabar dan jurnal; artikel dan surat pemberitahuan
- Interview dengan individu atau pihak keluarga
_________________________________________________________________________________
Pengaturan Sejarah, Kegiatan
Deskripsi, Catatan Biografi
Dalam membuat tulisan tentang sejarah adminisratif atau catatan
biografi, terdapat banyak informasi yang muncul dari arsip-arsip organisasi
atau individu yang bersangkutan. Namun, hal yang sangat penting untuk dilakukan
adalah untuk mengkonsultasikan kepada sumber-sumber lain agar detail penulisan
dapat dilengkapi secara maksimal (lihat table 8.1, Ceklist Sumber). Table 8.2
dan 8.3 merupakan contoh penulisan sejarah administrative dan catatan biografi.
Tabel
8.2 Sejarah Administratif
1.Nama Pencipta: 2.
Periode Waktu:
Benlith Potteries Pty Ltd 1883 – 1958
3. Teori Administratif:
Benlith Potteries didirikan oleh
Irving Smith pada tahun 1883. Perusahaan ini memulai usahanya dengan bergerak
di bidang produksi manufaktur pipa bawah tanah dan perlengkapan sanitari dan
pada tahun 1895 mulai memproduksi peralatan porcelain seiring dengan
ditemukannya sumber tanah liat bahan baku porcelain dengan kualitas sempurna.
Irving Smith meninggal pada tahun 1893 dan bisnisnya dibeli oleh Seymour
Wheeler. Pada tahun 1901 Benlith Potteries menjadi perusahaan Publik.Seymour
Wheeler menjadi Direktur Pelaksana dan putranya, Josiah menjadi Manajer
Pelaksana. Ia menjadi direktur pelaksana sampai dengan 14 Agustus 1919 kemudian
digantikan oleh Cedric Ives. Ives menjadi direktur pelaksana dari tahun 1919
sampai dengan 31 Maret 1930. Kemudian beliau digantikan oleh Colin Pitts yang
menjabat menjadi manajer pelaksana sampai dengan tanggal 31 Maret 1958 yaitu
waktu dimana perusahaan mengalami kebangkrutan.
4. Referensi:
Wells Industrial Gazetteer, 1885 – 1913
Peterson, A., An Informative Treatise on the History and Development of
Sanitary Ware
In the Collonies, Atlanta, 1899.
Boyd, R (ed.) Biograpic Dictionry of plumbing, Wangga,
Vic., 1978
5. Nama Penyiap bahan: 6.
Tanggal penyelesaian
C.
Conway 23 Desember 1986
Lembaran Deskripsi Seri Arsip
Dalam lembaran deskripsi seri arsip, harus berisi tentang hal-hal
sebagai berikut:
- Provenance. Provenance (susunan asli arsip) ini merekam organisasi, badan, perseorangan atau keluarga yang menciptakannya dan atau yang berhubungan dengan pihak yang menciptakan arsip tersebut. Provenance ini menghubungkan satu seri dengan seri lain yang memiliki urutan yang sama.
- Nomor Seri. Nomor ini merupakan nomor terpisah yang menunjukkan masing-masing pada daftar seri arsip (akan dibahas kemudian).
- Judul Seri. Ini merupakan judul dari tiap-tiap seri. Judul tersebut harus pendek dan mewakili jenis arsip serta mencerminkan fungsi arsip dimaksud. Contohnya, Aplikasi Registrasi Kendaraan Bermotor.
- Periode Tanggal (waktu). Periode ini harus menunjukkan tanggal awal dan akhir dari arsip. tanggal arsip awal adalah tanggal dimana arsip tersebut diciptakan dan bukan tanggal subjek dari arsip tersebut. Contoh, periode waktu tanggal korespondensi seorang sejarawan masa awal abad pertengahan yang sedang membahas tentang sejarah abad pertengahan adalah waktu pada saat ia memulai melakukan korespondensi dan bukan waktu abad pertengahan yang menjadi subjek pembahasan sang sejarawan tersebut.
- Kuantitas. Standar yang digunakan dalam lembaran ini adalah standar pengukuran yang konsisten. Standar pengukuran yang diakui digunakan untuk menentukan jumlah volume arsip yang simpan dalam rak buku sehingga akan terlihat jumlah seri dalam tiap-tiap rak arsip.
- Karakteristik dan Kondisi Fisik. Berisi tentang deskripsi karakteristik setiap arsip dalam tiap-tiap seri. Contoh, arsip dalam bentuk tulisan tangan, hasil ketikan, atau kombinasi antara tulisan tangan dan hasil ketikan, atau potongan surat kabar, atau hasil cetak. Apakah arsip tersebut dalam bentuk jilidan hasil cetakan, negative foto, atau rekaman suara?
- Deskripsi Isi. hal yang penting untuk disebutkan dalam deskripsi isi ini adalah: hubungan arsip yang dimaksud dengan pekerjaan dari invidu atau organisasi yang menciptakannya, jenis-jenis arsip dan jenis informasi yang terekam di dalamnya dan juga materi tambahan lain seperti proses transaksi penting yang dilakukan di dalam organisasi tersebut.
- Penyusunan. Ini adalah penjelasan bagaimana arsip disusun,contoh, apakah secara kronologis, alfabetis, ataukah menuru system klasifikasi. Jika penyusunan arsip telah dilakukan oleh seorang arsiparis maka, harus tercatat.
- Seri-seri yang berhubungan. Ini adalah keterangan untuk seri arsip yang berhubungan langsung dan erat dengan seri arsip tertentu. Contoh, arsip-arsip file kontrol seperti indeks, daftar dan duplikasi surat-surat yang dikirimkan, diterima. Semua arsip tersebut harus disebutkan dalam entri ini.
- Kondisi Akses. Ini merupakan dokumentasi pembatasan akses arsip dan catatan persyaratan duplikasi dari arsip ini. Termasuk juga informasi apa saja yang dapat diduplikasi.
- Catatan. Ini berisi tentang hal apapun yang menurut arsiparis layak untuk dicatat tentang arsip seperti apakah arsip ini tidak dapat ditemukan dimanapun atau arsip ini belum pernah digunakan oleh siapapun.
- Daftar rak arsip (termasuk catatan isi). ini merupakan daftar identifikasi nomor isi dari tiap-tiap volume arsip dalam box arsip. daftar ini harus berisi secara jelas apa saja yang terdapat dalam setiap satu volume arsip. biasanya informasi yang ditulis akan dapat mengidentifikasi tiap-tiap box dari urutan awal sampai dengan akhir. Lokasi tempat box disimpan juga harus ditulis dan diberikan nomor.
- Dan 14. Nama penyiap bahan arsip dan tanggal selesai diperiksa. Untuk referensi di masa yang akan datang, penting untuk mengetahui siapa yang menyiapkan deskripsi bahan arsip dan tanggal selesai dilakukan deskripsi.
Tabel 8.3 Catatan Biografi
1. Nama Pencipta: 2.
Periode waktu
Phillip Hall
1 Aprl 1930 –
3. Catatan Biografi:
Seorang jurnalis. Dilahirkan di Blackwell. Hall memulai pekerjaannya
sebagai seorang juru fotokopi pada
Blackwell Gazette setelah meninggalkan sekolahnya Blackwell High pada tahun
1945. Ia menjadi seorang jurnalis[ada tahun 1950 dan khusus menangani
pemberitaan tentang sejarah Blackwell. Ia termasuk juga anggota dewan pendiri
komunitas sejarawan Blackwell pada tahun 1949 dan menjadi Presiden komunitas
tersebut pada tahun 1956, ia menjabat secara terus menerus kecuali pada tahun
1964 sampai dengan tahun 1969 ketika ia berada di luar negeri. Pada tahun 1955
ia menikahi Annabelle Robets. Ia termasuk ke dalam Dewan Blackwell dari tahun
1960 sampai dengan tahun 1963, dan menjabat sebagai Mayor pada tahun 1963. Ia
menerbitkan 3 buah buku: Dewan Perwakilan
Blackwell: Ulang Tahun Bersejarah,
1956; Keluarga Robets dan Keturunannya,
1970; dan Sejarah Blackwell, 1976.
4.
Referensi:
Siapa saja yang berada di Blackwell, Camford
Press, Blackwell, 1974. Hall, Emillia, Hall
Blackwell, Oxbridge Press, Blackwell, 1972.
5. Nama
Penyiap bahan: 6.
Tanggal diselesaikan
C. Conway 8 Juni 1980
Berikut ini adalah table contoh lembaran seri
deskripsi arsip:
Tabel
8.6.
1.
Provenance:
Phillip Hall 2.
Nomor seri: 28
3. Judul Seri:
Kertas kerja penelitian Sejarah Blackwell
4. Periode Waktu: 5.
Jumlah:
c. 1846 – 1956 0,34m
6. Karakteristik fisik/kondisi:
Dokumen, karboncopy, carbon copy dalam
bentuk dokumen koreksi, buku catatan, korespondensi,
Potongan berita. Buku catatan menunjukkan
adanya kerusakan yang diakibatkan oleh air.
7. deskripsi
isi: (hubungan dengan kinerja kantor/pencipta, tipe informasi di
dalamnya, hal tambahan yang disebutkan):
Materi berisi tentang buku
catatan yang disimpan oleh Hall selama Ia mempelajari sumber-sumber asli,
potongan-potongan berita, korespondensi dengan berbagai perpustakaan dan
lembaga arsip dan keluarga local. Termasuk tiga surat, pada tahun 1962, dari
William Davis, seorang Novelis dan mantan penduduk asli Blackwell, yang
menceritakan masa kecilnyadi Blackwell. Terdapat beberapa bundle draf dari buku
karangan Hall Sejarah Blackwell, yang
diterbitkan pada tanggal 1976. Arsip ini berakhir tahun 1963 dan mulai lagi
pada tahun 1970.
8.
Penyusunan:
Duapuluh bundle, masing-masing
bundle mengacu pada subject atau perseorangan tertentu. Diletakkan dalam
alfabetis file yang diurutkan berdasarkan judulnya.
9.
Kondisi
Akses:
Dapat digunakan sebagai bahan
konsultasi. Izin untuk menduplikasi harus diperoleh dari Mr. Hall.
10. Catatan:
11. Daftar Rak Arsip:
Nomor Kotak Ringkasan
Catatan Isi Lokasi
41/1 Aborigin rak
29/1
Blackwell
Council
Blackwell
Family
Blackwell
Gazette
Blackwell
Lodge
Court
House
Dairy
Cooperative
41/2 Davis
Family rak 29/2
First
Settlement
Golden
rush
Hotel
Land
Scandal
Majestic
Picture Palace
Moss
Family
41/3 Piper
Family rak
29/3
Robert
Family
School
Trade
Transport
War
Memorial
Women
13. disiapkan oleh: C. Conway 14.
Tanggal di selesaikan: 6 Aug. 1980
CATATAN TENTANG DESKRIPSI ARSIP
FOTO
Fitur-fitur tertentu harus
ditampilkan ketika kita mendeksripsikan arsipn foto. Dalam mendeskripsikan
arsip foto, kita harus mengidentifikasikan proses yang digunakan sehingga
tercipta arsip foto dimaksud. Informasi ini sangat penting untuk merawat
arsipndan juga untuk menentukan rentang waktu proses penciptaannya. Nama
pencipta arsip foto juga merupakan unsur yang sangat penting sehingga harus
disimpan secara baik dan disebutkan ke dalam lembaran deskripsi arsip.
PENEMPATAN ARSIP DALAM RAK ARSIP
Setelah arsip dideskripsikan,
dan disusun sesuai dengan urutannya, maka langkah selanjutnya adalah
menempatkan arsip ke dalam rak arsip. box-box arsip yang akan ditempatkan dalam
rak harus diletakkan secara seri dan menggunakan tempat secara maksimal. Jika
terdapat arsip yang tidak dapat ditempatkan secara bersama-sama, system
penomoran dan juga metode penyusunan tertentu harus dapat menghubungkan
arsip-arsip yang terpisah-pisah tersebut. arparis harus benar-benar memastikan
dalam setiap box arsip tersebut harus berisi tentang semua catatan dan nomor
keterangan yang menghubungkan arsip-arsip tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar