Barusan baca artikel tentang dendam dan dengki. Pas banget nih untuk kegalauan yang dirasakan selama ini dari pada terus-terusan nahan diri....sangat nendang loh hehehehehe moga-moga bisa berguna yah.....kan eike bisa dapat pahala juga nih...hehehehe.....met baca guys:
Dalam Al-Quran Allah berfirman yang artinya: "Dan janganlah kamu iri
hati terhadap apa yang di karuniakan Allah kepada sebagian kamu lebih
banyak dari sebagian yang lain. (karena) bagi seorang laki-laki ada
bagian daripada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada
bagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah yang
maha mengetahui segala sesuatu. (An-Nisa: 32).
Dendam dalam bahasa Arab di sebut hiqid, ialah "Mengandung permusuhan
didalam batin dan menanti-nanti waktu yang terbaik untuk melepaskan
dendamnya, menunggu kesempatan yang tepat untuk membalas sakit hati
dengan mencelakakan orang yang di dendami". Berbahagialah orang yang
berlapang dada, berjiwa besar dan pema 'af. Tidak ada sesuatu yang
menyenangkan dan menyegarkan pandangan mata seseorang, kecuali hidup
dengan hati yang bersih dan jiwa yang sehat, bebas dari rasa kebingungan
dan bebas dari rasa dendam yang senantiasa menggoda manusia. Seseorang
yang hatinya bersih dan jiwanya sehat, ialah mereka yang apabila melihat
sesuatu nikmat yang diperoleh orang lain, ia merasa senang dan
merasakan karunia itu ada pula pada dirinya. Dan apabila ia melihat
musibah yang menimpa seseorang hamba Allah, ia merasakan sedihnya dan
mengharapkan kepada Allah untuk meringankan penderitaan dan mengampuni
dosanya. Demikianlah seorang muslim, hendaknya selalu hidup dengan hati
yang bersih dan jiwa yang sehat, rela terhadap ketentuan Allah dan
terhadap kehidupan. Jiwanya bebas dari perasaan dengki dan dendam.
Karena perasaan dengki dan dendam itu merupakan penyakit hati, yang
dapat merembeskan iman keluar dari hati, sebagaimana merembesnya zat
cair dari wadah yang bocor. Islam sangat memperhatikan kebersihan hati
karena hati yang penuh dengan noda-noda kotoran itu, dapat merusak amal
sholeh, bahkan menghancurkannya. Sedang hati yang bersih, jernih dan
bersinar itu dapat menyuburkan amal dan dorongan semangat untuk
meningkatkan amal ibadah, dan Allah memberkahi dan memberikan segala
kebaikan kepada orang yang hatinya bersih. Oleh karena itu, jamaah
muslimin yang sebenarnya, hendaknya jamaah yang terdiri dari orang-orang
yang bersih jiwanya dan sehat hatinya, yang terdiri di atas saling
cinta mencintai, saling kasih mengasihi, sayang menyayangi, yang merata,
di atas pergaulan yang baik dan kerjasama yang saling menguntungkan
timbal balik, di dalamnya tidak ada seorang yang untung sendiri, bahkan
golongan yang semacam ini, sebagaimana di gambarkan dalam Al-Qur'an yang
artinya: "Yang orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan
Anshor), mereka berdoa 'Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan
saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan
janganlah Engkau biarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang
beriman, Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau maha penyantun lagi maha
penyayang". (Al-Hasyr: 10). Apabila rasa permusuhan telah tumbuh dengan
suburnya, sampai berakar, dapat mengakibatkan hilangnya rasa kasih
sayang dan hilangnya kasih sayang dapat mengakibatkan rusaknya
perdamaian. Dan jika sudah sampai demikian, maka dapat menghilangkan
keseimbangan yang pada mulanya menjurus kearah perbuatan dosa-dosa
kecil, dan akhirnya dapat mengarah kepada dosa-dosa besar yang
mengakibatkan turunnya kutukan Allah. Perasaan iri hati karena orang
lain memperoleh nikmat kadangkala dapat menimbulkan khayalan yang
bukan-bukan sampai membuat-buat kedustaan. Islam membenci perbuatan
demikian dan memperingatkan jangan sampai terjerumus kedalamnya.
Mencegah adanya ketegangan dan permusuhan, menurut Islam merupakan
ibadah yang besar, sebagaimana sabda Nabi saw yang artinya: "Maukah aku
beritahukan kepadamu perkara yang lebih utama dari puasa, shalat dan
shadaqoh?, Jawab sahabat: "Tentu mau". Sabda Nabi saw: "yaitu
mendamaikan di antara kamu, karena rusaknya perdamaian di antara kamu
adalah menjadi pencukur yakni perusak agama". (HR. Abu Daud dan
Turmudzi).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar