Hikayat Seorang Pemimpin (yang katanya adil, tepo seliro)
Bos : Hari ini kamu wajib ikut serta dalam acara buka bersama yang diselenggarakan kantor, lokasi
pelaksanaan berjarak 3 jam plus macet dari kantor. Sebagai seorang bawahan kamu harus selalu
tunduk dan bersedia saya perintahkan apapun dalam hal ini untuk ikut dalam acara ini.
Staf : Mohon maaf saya izin untuk tidak ikut serta dalam acara itu karena ada beberapa pertimbangan
1. jarak lokasi acara dengan rumah saya terlalu jauh jika saya ikut, saya khawatir akan kesulitan
untuk mencari cara pulang ke rumah saya. Apalagi kondisi keamanan transportasi di malam hari
agak mengkhawatirkan
2. ada acara kumpul dengan keluarga besar di rumah orang tua saya sehingga mengharuskan saya
untuk datang ke acara tersebut. lagipula acara buka bersama dari kantor dilaksanakan setelah
jam pulang kantor jadi menurut saya itu bukanlah suatu hal yang wajib untuk dihadiri
3. anak saya masih balita (umur 3 tahun). Saya tidak tega meninggalkan anak balita di rumah
pada malam hari hanya ditemani oleh seorang Asisten Rumah Tangga
4. esok hari saya ada ujian pelatihan penerjemahan di LBI UI sehingga saya harus mempersiapkan
diri baik fisik maupun mental dalam menghadapi ujian tersebut. jika tidak lulus dalam ujian
saya tidak akan mendapatkan sertifikat keikutsertaan pelatihan dan akan berdampak pada bukti
pertanggungjawaban saya kepada kantor yang telah membiayai pelatihan tersebut
Bos : Kamu harus datang....!!! dengan alasan maupun tanpa alasan apapun kamu harus datang...!! kamu
harus menjadi seorang staf yang bertanggung jawab. Atasan saya mewajibkan kepada semua
untuk ikut dalam acara itu. Kamu harus menunjukkan loyalitas kamu kepada atasan dengan ikut
serta dalam acara ini....!!!!! Wajib tidak wajib kamu harus datang. Jika tidak datang kamu harus
menghadap kepada atasan saya langsung dan mempertanggungjawabkan semua alasan yang kamu
kemukakan. (semua diucapkan dengan nada tinggi, mata melotot, bak harimau siap menerkam,
padahal dia sedang puasa loh)
Staf : Jika memang begitu adanya, saya akan menghadap kepada atasan Ibu dan mengutarakan semua
alasan saya tadi. Saya siap untuk mempertanggungjawabkan semua hal yang telah saya kemukakan
mohon maaf saya tidak ikut dalam acara itu seperti yang sudah dikemukakan di awal
Bos : Kalau begitu kamu adalah staf yang tidak tau diri...!!!! kamu sudah dibayarin kantor ikut pelatihan.
kantor sudah mengeluarkan uang banyak untuk membiayai pelatihan itu. Sekarang saat kantor
memintamu untuk datang menghadiri acara buka puasa bersama kamu malah menolak. Jika
memang kamu tidak lulus karena kecapean dan tidak siap menghadapi ujian itu adalah urusan
kamu. Kerugian yang harus kamu tanggung sendiri...!!!!!!! (tambah kalap sang bos ini)
Salah sendiri kenapa kamu mau ikut pelatihan itu......(sambil melotot dan kali ini sambil
menyorongkan mulutnya ke depan seperti bebek)
melihat sang bos dalam keadaan kalap, sang staf hanya menghela nafas sambil berupaya menahan diri
mengingat sang staf juga sedang menjalankan puasa.
Staf : (sambil menghela nafas panjaaang, dan menahan amarah yang sebenarnya sudah di ubun-ubun)
Mohon maaf bu...saya tetap tidak bisa datang. Saya akan menghadap atasan ibu untuk
memberitahukan alasan kenapa saya tidak bisa hadir. Saya benar-benar tidak dapat hadir.
sekarang saya permisi mohon diri........ (sambil berusaha berucap dalam hati sabar...sabar.....
semoga pahala puasa saya hari ini lebih baik dari sang mbos....amiinnn YRA)
Ini kejadian nyata yah sodara-sodara.......saya tidak mengarang...silahkan semua ambil sendiri kesimpulannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar