TRANSLATE: RECORDS MANAGEMENT: INTEGRATED INFORMATION
SYSTEMS
PATRICIA E. WALLACE, JO ANN LEE, DEXTER R. SCHUBERT
CHAPTER 5: RETENTION AND DISPOSITION OF RECORDS
Jadwal Retensi Arsip
Jadwal
retensi arsip merupakan kesepakatan tertulis di antara pencipta arsip, pengguna
arsip dan pengelola arsip untuk melakukan retensi dan pemusnahan arsip. pada
implementasinya, jadwal ini berisi tentang jangka waktu masing-masing arsip
aktif disimpan sebagai semi aktif dan arsip yang harus dimusnahkan.
Apakah itu arsip?
Dokumen
dapat menjadi arsip atau bisa juga non arsip. dalam terminology sederhananya,
arsip adalah semua dokumen yang bernilai guna sehingga wajib disimpan. Arsip
dapat berbentuk gambar, microfilm,peta, table, lukisan, surat-menyurat, foto,
rekaman magnetic, dan lain sebagainya. Pada hampir semua organisasi, mayoritas
arsip yang tercipta berbentuk dokumen kertas.
Karena
program retensi juga berhubungan dengan non arsip, maka penting untuk mengenali
apa itu non arsip. Non arsip adalah dokumen yang dibuat untuk keperluan
organisasi dan kemudia dimusnahkan setelah masa nilai gunanya habis. Non arsip dapat berupa slip pembayaran rutin,
lembaran pembayaran rutin, duplikasi sementara surat menyurat, copy
file-reading korespondensi, duplikasi semua dokumen dari file yang sama,
duplikasi manual dan catatan kecil. Ketika
menyusun jadwal retensi kita harus memahami dengan benar perbedaan vita antara
arsip dengan non arsip. jika non arsip tercampur dengan arsip aslinya, maka
akan dibutuhkan waktu yang sangat lama untuk mengelompokkan arsip dengan non
arsipnya.
Arsip
dinamis terbagi ke dalam dua jenis yaitu arsip aktif dan inaktif. Arsip aktif
merupakan arsip yang digunakan dalam kegiatan sehari-hari organisasi. arsip
inaktif merupakan arsip yang sudah tidak digunakan lagi untuk kegiatan
sehari-hari organisasi dan harus ditransfer ke ruang penyimpanan arsip inaktif.
Penilaian Arsip
Proses
pertama melakukan pemusnahan adalah penilaian arsip. penilaian arsip adalah
proses menentukan nilai arsip dinamis terhadap organisasi. terdapat dua
kategori dasar penilaian arsip (1) arsip yang memiliki nilai guna permanen bagi
organisasi sehingga harus disimpan dan diselamatkan; dan (2) arsip yang dapat
dimusnahkan, baik secara langsung maupun di masa yang akan datang. Penentuan
kategori arsip berdasarkan fungsi dan kegunaan tersebut di atas, merupakan
tugas seorang penilai arsip.
Nilai Arsip
Ketika
menilai fungsi dan guna arsip, maka semua arsip yang dinilai tersebut harus
dibagi ke dalam 6 sub kategori. Enam sub kategori tersebut adalah:
administrative, bukti, fiscal, informasi, legal dan ilmu pengetahuan. Arsip
Nasional Amerika (NAS) membagi enam sub kategori arsip dinamis ke dalam dua
nilai utama yaitu nilai primer dan nilai sekunder:
Nilai Primer Nilai Sekunder
_______________________________
1. Administratif 5.Bukti
2. Legal 6.
Informasi
3. Fiscal
4. Ilmu Pengetahuan
Arsip dinamis memiliki nilai administrative jika
memiliki peranan penting bagi kinerja organisasi baik untuk jangka panjang
maupun jangka pendek. Yang dikelompokkan ke dalam kinerja organisasi jangka
pendek perintah rutin, sementara untuk kebijakan, dan peraturan mengikat
dikelompokkan ke dalam kinerja organisasi jangka panjang. Arsip dikategorikan
memiliki nilai legal jika berisi tentang bukti legal, hak dan kewajiban
organisasi. dokumen yang memiliki nilai legal berisi tentang kontrak, sewa
menyewa, bukti kepemilikan, putusan hukum dan opini serta perjanjian. Arsip
yang memiliki nilai fiscal biasanya berhubungan dengan transaksi keuangan yang
diakumulasikan dalam bentuk laporan tahunan fiscal. Arsip bernilai fiscal
meliputi dokumen anggaran, voucher, arsip akuntansi, pernyataan pajak, dan
izin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar