Arsip Foto Nigis ini merupakan koleksi Arsip Nasional Republik Indonesia. Saat ini arsip NIGIS dapat diakses di ruang baca ANRI Jakarta. Berikut ini adalah sejarah lembaga dan tata kelola arsip NIGIS di ANRI.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Arsip Nasional Republik
Indonesia (ANRI) memiliki kewajiban menyediakan akses arsip statis
yang seluas-luasnya kepada masyarakat. Salah satu upaya penyediaan akses arsip
statis dilakukan melalui kegiatan pengolahan arsip statis yang tercipta pada
masa kolonial maupun masa kemerdekaan yang menghasilkan sarana bantu penemuan
kembali arsip statis (finding aids). Salah satu khazanah arsip statis yang
tersimpan di ANRI adalah arsip
Netherlands
Indies Government Service
(NIGIS). NIGIS merupakan dinas informasi Pemerintah Hindia Belanda yang
dibentuk untuk penyediaan informasi dan propaganda bagi Pemerintah Belanda dan
Sekutu dalam menghadapi perang pasifik
dengan Jepang. Khazanah arsip NIGIS yang tersimpan di ANRI berupa arsip fotografi
hasil peliputan dan dokumentasi para staf
dan responden NIGIS di berbagai wilayah baik Asia, Pasifik maupun Eropa,
Afrika dan Amerika. Informasi yang terkandung dalam arsip foto ini adalah
dokumentasi segala peristiwa, keadaan, situasi, dan kondisi yang terjadi di
berbagai wilayah yang berhubungan dengan keperluan informasi untuk pemenangan
perang dan untuk propaganda dengan tujuan menarik dukungan khalayak luas atas
segala usaha yang dilakukan sekutu dan pemerintah Hindia Belanda. Banyak foto
dan dokumentasi ini publikasikan dalam berbagai bentuk alat publikasi seperti booklet,
buku, artikel di majalah, selebaran, dan pamflet yang terbit pada masa itu.
ANRI
telah membuat daftar inventaris khazanah arsip NIGIS untuk wilayah Netherlands
New Guinea (sekarang Papua), Bali, dan Australia, namun untuk arsip NIGIS
wilayah seperti Amerika, Eropa, negara-negara Asia dan Pasifik seperti
Filipina, dan Afrika belum ada inventarisnya. Berdasarkan
pada urgensi ini,
maka Direktorat Pengolahan Arsip merasa perlu untuk mengolah arsip NIGIS wilayah Amerika,
Eropa, Asia-Pasifik dan Afrika dengan output berupa Inventaris Arsip Netherlands
Indies Government Service (NIGIS) Wilayah Amerika, Asia-Pasifik, Eropa dan
Afrika.
B.
Sejarah
Netherland Indies Government Information
Service (NIGIS) Periode 1942-1947
1.
Struktur
Organisasi NIGIS dan Kedudukan NIGIS dalam Pemerintah Kolonial
Ketika pemerintah Hindia Belanda menyerah tanpa syarat
kepada Jepang di Kalijati Subang pada tanggal 9 Maret 1942[1],
terjadi perubahan suasana politik di Hindia Belanda. Jepang menginvasi Hindia
Belanda (sekarang Indonesia), sementara itu pemerintah kolonial Hindia Belanda
mendirikan pemerintahan darurat di Australia. Walaupun pada saat itu Belanda
telah menyerah tanpa syarat, namun mereka masih ingin merebut kembali Hindia
Belanda dari tangan Jepang. Sehingga, mereka mengumpulkan seluruh informasi dan
memata-matai gerak-gerik Jepang dan aktivitas masyarakat di Hindia Belanda. Agar
dapat mempermudah proses pengumpulan dan penyebaran informasi tersebut, maka digagaslah
pembentukan sebuah dinas rahasia yang bertugas mengumpulkan informasi dan penerangan dengan
nama Netherlands
Indies Government Information Service
(NIGIS). Dinas ini didirikan atas gagasan J. Spoor dan H.V. Quispel pada bulan April
1942 dan berkantor di Lantai 10, Temple Court Building di 422 Collins Street,
Melbourne, Ibu Kota Negara Bagian Victoria, Australia.[2]
Dalam pelaksanaan tugasnya, NIGIS berafiliasi dengan Dinas Intelijen Angkatan
Bersenjata Hindia Belanda (NEFIS) dan Pemerintah Sipil Hindia Belanda
(NICA). Pada awalnya, Conrad Helfrich, komandan pasukan
Belanda di Hindia Belanda, berupaya agar NIGIS bergabung dengan NEFIS, yang
menjadi tanggung jawabnya.[3]
Upaya Helfrich ditolak oleh Hubertus van mook, pelaksana tugas Gubernur Hindia
Belanda pada waktu itu, yang berharap agar NIGIS mempertahankan status sipilnya
dan tidak bertugas untuk hal-hal yang berhubungan dengan militer.[4]
Pada Bulan Juli 1944, kantor NIGIS dipindahkan ke Wacol, Brisbane dan
menempati bekas kamp Tentara Amerika Serikat (Camp Columbia), bersamaan dengan
keputusan Ratu Belanda yang menetapkan pembentukan pemerintahan di pengasingan. Pemindahan lokasi ini sejalan dengan afiliasi tugas NIGIS
pada waktu itu yaitu melakukan koordinasi secara intens dengan instansi NEFIS
dan NICA, yang juga berkantor di Wacol.
Selama menjalankan tugas dan
fungsinya, organisasi NIGIS pernah dipimpin oleh H.V Quispel, seorang ahli
bidang informasi dan propaganda yang sebelumnya menjabat sebagai juru bicara
angkatan laut Kerajaan Belanda pada periode 1942-1944. Kemudian posisinya
digantikan oleh Charles van der Plas pada tahun 1944 dari NICA.[5]
Dalam struktur organisasi NIGIS, mereka menjabat sebagai Deputi Penanggung
Jawab (Deputy Officer in Charge) NIGIS. Deputi Penanggung Jawab ini dibantu oleh
para staf dari unit kerja OIC Film dan Photo dibawah pimpinan Fred Daniel. Selain
berkoordinasi dengan 70 staf dari dalam struktur organisasi NIGIS, unit ini juga
berafiliasi dengan perusahaan Australia
yang bernama Southern Seas Productions dalam memproduksi film dan
publikasi lainnya. Fred Daniel sebagai kepala Unit Kerja OIC Film dan Foto
dibantu oleh beberapa staf, termasuk di antara mereka adalah anak Fred Daniel
yang bernama John Daniel.
Struktur Organisasi Netherlands
Indies Government Service[6]
(dapat dilihat di ruang baca ANRI atau hubungi email saya)
2. Tugas dan
Produk NIGIS
Tugas utama NIGIS adalah
menyediakan informasi, dan berbagai publikasi penting, untuk keperluan militer
sekutu dan pemerintah Hindia Belanda, dan menjalankan fungsi propaganda melalui
berbagai saluran informasi terutama melalui siaran radio, majalah, dan terbitan
buku. Siaran radio merupakan
salah satu tugas utama NIGIS dalam usaha propaganda dan pemantauan laporan di
wilayah Indonesia yang diduduki oleh Jepang. Siaran radio NIGIS menyiarkan berita/pesan “Messages of Hope” berbahasa Inggris kepada
penduduk yang hidup di dalam wilayah yang dikuasai Jepang, untuk memantau laporan radio dari Hindia Belanda
selama pendudukan Jepang dan penyebaran informasi untuk pihak sekutu dan
Belanda.[7]
Selain siaran radio, NIGIS
di bawah koordinasi unit OIC Film dan Foto juga melaksanakan peliputan dan pendokumentasian mengenai segala aktifitas yang
dilakukan oleh tentara Sekutu, tentara kerajaan Belanda, masyarakat Indonesia, para
petinggi pemerintahan serta keluarga kerajaan Belanda.
Produk dokumentasi dan peliputan
yang dihasilkan oleh unit kerja OIC Film dan Foto adalah film dan fotografi. Salah
satu film yang dibuat oleh NIGIS di
Australia adalah “The Indies are calling!.” [8]Film
ini dibuat untuk menarik para relawan untuk memerangi Jepang dan juga untuk
menunjukkan daerah-daerah yang telah dibebaskan dari penjajahan Jepang. Film
ini dibuat berdasarkan arahan dari Kementerian Daerah Jajahan (Ministry of
Colonies) yang waktu itu berkantor di London. Selain film, unit ini juga
membuat foto peliputan dan dokumentasi untuk tujuan penyediaan informasi dan
propaganda. Foto-foto ini merupakan hasil peliputan langsung dan dokumentasi
dari para wartawan dan koresponden NIGIS atau hasil
reproduksi dari foto yang telah ada.
Wartawan NIGIS melaksanakan peliputan berbagai aktivitas, terutama yang terkait
dengan kegiatan militer, seperti peliputan operasi militer, latihan perang,
pembebasan Tawanan Perang (P.O.W) sampai pada pernyataan Jepang menyerah, juga
meliput kegiatan-kegiatan lainnya seperti pendidikan untuk para pegawai NICA dan tentara kerajaan Belanda.
Selain foto dan film, NIGIS juga
mempublikasikan surat kabar, jurnal, serta majalah kepada khalayak luas
mengenai segala hal yang berhubungan dengan Perang Dunia ke-2. Tak hanya perang
dengan Jepang, melainkan juga dengan Jerman, dan Italia. Dalam menjalankan
tugasnya tersebut, NIGIS berada di bawah koordinasi NIB (Netherlands
Intelligent Bureau) yaitu lembaga intelijen Kerajaan Belanda yang berbasis
di London.
3. Periode
Perang Pasifik (1942-1945)
Ketika pertama kali didirikan
yaitu pada tahun 1942, NIGIS telah menerbitkan sebuah surat kabar berbahasa
Indonesia bernama Penjoeloeh (berarti "Obor"). Surat kabar ini
ditulis dan diterjemahkan oleh para mantan tahanan Indonesia di kamp penjara Boven-Digoel.[9]
Selain itu juga, NIGIS menerbitkan sebuah jurnal berbahasa Belanda yang bernama
Oranje. Untuk keperluan publikasi, NIGIS juga mempekerjakan koresponden khusus untuk menulis artikel yang
dimuat oleh pers, yang banyak di antaranya diterbitkan dalam berbagai surat
kabar di Australia.
Koresponden seperti Wolfe Preger
untuk The Cairns Post menulis kisah tentang keberanian Belanda dan
kekejian Jepang serta menjaga agar pembaca Australia mengetahui kejadian tak
hanya di Asia dan Pasifik tetapi juga di wilayah Eropa, Amerika, bahkan Afrika.[10]
Peliputan yang disampaikan antara lain, aksi sabotase gerakan bawah tanah
Belanda melawan pendudukan Nazi, pembangunan kembali infrastruktur di Belanda
yang telah hancur akibat kekerasan Nazi, dan hal lain yang berhubungan dengan
keganasan perang Dunia ke-2 di berbagai negara di belahan dunia Eropa, Amerika,
Asia-Pasifik, dan Afrika.
4. Periode
Setelah Perang Pasifik (1945-1947)
Setelah berakhirnya perang dan menyerahnya
Jepang, pada tahun 1945-1947 NIGIS mengalihkan perhatiannya untuk memaksakan
kedaulatan Belanda atas Indonesia merdeka yang baru diproklamasikan selama Revolusi
Nasional Indonesia. Selama periode ini NIGIS dan instansi mitranya mengklaim
bahwa Belanda mendukung kemerdekaan Indonesia, namun mengangkat tema tersebut
di Australia dengan topik bahasan “Republik Indonesia adalah sebuah upaya
kolaborasi pemerintahan yang disponsori oleh Jepang.” Ketika serikat pekerja
maritim Australia memblokade armada pelayaran Belanda di Australia dalam apa
yang disebutnya "Armada Hitam” karena dituduh membantu upaya Belanda untuk
menjajah kembali Republik Indonesia yang telah merdeka, NIGIS memproduksi foto-foto
dokumentasi dan membagikan pamflet yang mengklaim bahwa pasokan ke Indonesia
bersifat kemanusiaan, dan bukan peralatan dan personel militer yang dimaksudkan
untuk menekan gerakan kemerdekaan.[11]
Untuk lebih meyakinkan publik,
pada tahun 1945, unit Film dan Foto NIGIS bekerja sama dengan Joris Ivens,
seorang ahli pembuat film dokumenter Belanda yang juga menjabat sebagai Film
Commissioner di NIGIS untuk membuat film dokumenter tentang “kemerdekaan”
Indonesia dalam perspektif Belanda. Namun Joris Ivens menolak proyek tersebut
dan memilih mengundurkan diri dari NIGIS. Kemudian Joris Evans dan cameraman
yang bernama Michele secara sembunyi-sembunyi membuat film dokumenter dengan
judul “Indonesian Calling” yang bertujuan untuk mendukung kemerdekaan
Republik Indonesia.[12]
Film ini mendapatkan reaksi keras dari Pemerintah Belanda dan juga Jenderal
McArthur, komandan tertinggi Sekutu. NIGIS dianggap sebagai lembaga yang
bertanggung jawab atas pembuatan film ini karena berdasarkan laporan keuangan
lembaga, diketahui bahwa kedua orang ini menggunakan anggaran NIGIS untuk
pembiayaan pembuatan film tersebut. Akhirnya, pada tahun 1947,
aktivitas organisasi NIGIS secara resmi dihentikan. Sebagai gantinya pemerintah
kolonial Belanda mendirikan Regerings Voorlichtings Dienst (RVD)
di Batavia pada tahun 1947. Namun, sebagian peralatan dan pegawai RVD ini adalah
bekas peralatan dan mantan pegawai NIGIS.[13]
C.
Sejarah Arsip
1.
Sistem Penataan dan
Pengolahan Arsip
Arsip
yang diciptakan oleh NIGIS meliputi foto, film, majalah, dokumentasi, buletin,
selebaran, dan publikasi lainnya yang tersebar di berbagai lembaga di beberapa
negara seperti Belanda, Australia, dan Indonesia. Dari keseluruhan arsip NIGIS
yang diciptakan, arsip foto merupakan khazanah yang paling banyak ditemukan,
seperti di National Archives of Netherlands, terdapat banyak foto hasil
laporan intelijen kerja sama antara NIGIS dan NEFIS ketika Jepang menginvasi
Indonesia. Sementara itu, di Perpustakaan Universitas Leiden, Belanda, banyak
terdapat kumpulan dokumentasi surat kabar berbahasa Indonesia “Penjoeloeh”
dan jurnal berbahasa Belanda yang bernama “Oranje”. Di Indonesia, khazanah
arsip NIGIS terdiri atas arsip foto yang didominasi oleh arsip peliputan dan
dokumentasi dari berbagai wilayah untuk mendukung perang Pasifik periode
1942-1945. Khusus untuk khazanah arsip NIGIS dalam inventaris ini merupakan
hasil liputan langsung para wartawan NIGIS dan koresponden lepas NIGIS dalam
rangka penyebaran informasi dan propaganda Perang Dunia ke-2 di wilayah Eropa,
Amerika, Afrika, dan Asia Pasifik.
Beberapa
peristiwa penting yang terekam dalam arsip foto NIGIS ini antara lain: Penyerahan
diri tanpa syarat Jepang kepada Sekutu, kegiatan industri, kesenian, kamp
pemulihan tawanan Jepang, perlawanan terhadap kekerasan Nazi di Eropa,
pertanian, kebudayaan, kesehatan, kemasyarakatan, politik, keamanan, kamp
pelatihan militer, pembebasan tawanan perang, aktivitas pasukan Belanda dan
sekutu selama Perang Pasifik dan pasca Perang Pasifik, dan lain sebagainya.
Sistem penataan arsip foto NIGIS di lembaga penciptanya
disusun berdasarkan nomor negatif yang terdapat di halaman belakang lembar
foto. Arsip foto ini diurutkan sesuai dengan kurun waktu penciptaan arsip
secara kronologis. Ketika diserahkan ke ANRI, arsip foto NIGIS tersebut telah bercampur dengan arsip foto milik RVD, dan Kementerian
Penerangan. Sehingga arsip ini harus disusun kembali berdasarkan susunan
aslinya, yaitu berdasarkan nomor negatif. Penataan yang dilakukan oleh ANRI pertama-tama
adalah dengan membagi berdasarkan wilayah tempat pengambilan gambar, kemudian
disusun berdasarkan nomor negatif dan kronologis penciptaan arsipnya.
Arsip foto NIGIS yang diserahkan ke ANRI berupa foto
positif, berwarna hitam-putih kondisi fisik arsipnya sebagian besar baik dan
hanya sebagian kecil arsip foto NIGIS dalam kondisi rusak/sobek. Sebagian besar
arsip foto ini memiliki identitas asli di bagian belakang foto yang dibuat oleh
NIGIS antara lain tentang organisasi pencipta (stempel), perihal, nomor
negatif, nomor print, dan nama fotografer. Arsip foto yang diolah dalam
inventaris ini rata-rata berukuran 5R, selain itu juga terdapat
beberapa foto berukuran 6 R, 4R dan 3R (ukuran foto selain 5R dicantumkan dalam kolom
keterangan).Foto-foto koleksi
arsip NIGIS sebagian besar merupakan hasil peliputan langsung, dan sebagian
kecil adalah kiriman liputan responden NIGIS. Untuk foto hasil
peliputan langsung umumnya ditandai dengan pencantuman nama fotografer,
sedangkan foto kiriman ditandai dengan pencantuman identitas sumber informasi
pada pojok kiri atas atau identitas lain berupa stempel.
2. Riwayat Pengolahan Arsip
Awal
mula khasanah arsip NIGIS disimpan di ANRI dimulai ketika pada era Orde Baru, yaitu tepatnya pada saat beberapa kementerian berubah menjadi departemen, termasuk
Kementerian Penerangan berubah nama menjadi Departemen Penerangan (Deppen). Pada
1981, Departemen Penerangan RI melalui Direktorat Penerangan Rakyat menyerahkan
arsip foto kepada ANRI yang di dalamnya terdapat arsip foto NIGIS kurun waktu
1930–1947. Arsip foto NIGIS diserahkan ke ANRI bersama
dengan koleksi arsip foto lainya
termasuk arsip foto milik RVD dan Kementerian Penerangan dengan tidak disertai
berkas administrasi seperti Jadwal Retensi Arsip (JRA) dan daftar Arsip NIGIS. Semua
arsip telah ditempatkan dalam amplop dan
hanya sebagian kecil
yang tidak ditempatkan dalam amplop. Hampir seluruh arsip foto mempunyai
kondisi arsip baik hingga rusak sedang.
Arsip yang rusak
sedang umumnya dalam
kondisi robek atau gambar buram yang disebabkan oleh serangan
serangga dan zat
kimia. Beberapa arsip foto juga tidak memiliki naskah
deskripsi asli. Dalam proses deskripsi arsip, tim mengusahakan mencari petunjuk
dalam mendapatkan informasi pada arsip.
Arsip
foto NIGIS telah dilakukan pengolahan sebelumnya oleh beberapa arsiparis ANRI
pada 1990-2000 untuk beberapa khazanah wilayah Kalimantan, Maluku, dan Batavia
dengan produk finding aids adalah daftar arsip. Sedangkan wilayah Bali,
Netherlands New Guinea, dan Australia telah diolah dan disusun inventaris arsipnya.
Untuk wilayah Eropa, Amerika, Afrika, dan Asia-Pasifik dilakukan pengolahan
arsip pada tahun 2017.
D.
Teknis Penyusunan Inventaris Arsip
1.
Teknis Pengaturan Arsip
Arsip foto koleksi NIGIS merupakan arsip yang berbahasa
Inggris, dan sebagian kecil berbahasa Belanda dengan mayoritas memiliki kondisi
yang baik. Untuk lebih memberikan kemudahan
akses kepada pengguna di Indonesia, berdasarkan Peraturan
Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2011 tentang Pedoman
Penyusunan Sarana Bantu Penemuan Kembali Arsip Statis, Subdit Pengolahan III ANRI
melakukan penerjemahan deskripsi arsip foto khazanah NIGIS dan menyusun
inventaris arsip foto NIGIS ini dalam bahasa Indonesia. Penerjemahan deskripsi
foto dilakukan tanpa mengubah beberapa kata baku yang secara harafiah tidak
dapat diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, seperti nama tempat, “South
Holland, North Holland, dan gelar kebangsawanan seperti, “Prince”,
“Princess”.
Sebagian
besar dari khazanah foto dan film NIGIS yang tersimpan di ANRI sudah diolah dan
disajikan di ruang layanan arsip. Untuk tahun anggaran 2017, arsip foto yang
diolah adalah wilayah-wilayah Eropa, Asia-Pasifik, Amerika, dan Afrika dengan
jumlah sebanyak 2584 lembar foto. Kurun waktu
penciptaan arsip foto mulai yang tertua hingga yang termuda adalah dari tahun
1942 hingga 1947 dengan
jumlah foto dan
wilayah liputannya, sebagai berikut : Eropa (1223 lembar), Asia-Pasifik
(1180
lembar), Amerika (172
lembar) dan Afrika (9 lembar).
Proses pendeskripsian
setiap lembar foto yang dilakukan oleh tim adalah mengidentifikasi beberapa
kode yang terdapat dalam foto. Kemudian kode ini dijadikan sebagai petunjuk
untuk pengelompokkan jenis informasi, sebagai contoh untuk foto-foto kiriman
dari wilayah Eropa atau Belanda seperti pemandangan alam, transportasi,
bangunan ditandai dengan kode E1 pada kolom nomor cetak (PRINT No.) dan
terdapat kode lainnya yang menunjukan kesamaan jenis informasinya. Dengan
demikian, kode pada nomor cetak dapat membantu mempercepat penetapan kelompok
informasi. Secara umum, pencantuman judul foto pada deskripsi di balik foto
jauh lebih mempermudah dalam mengelompokan kegiatan juga mempermudah dalam pengelompokan wilayah.
Penyusunan
Inventaris Arsip Foto NIGIS: Wilayah Eropa, Asia-Pasifik, Amerika dan Afrika Tahun
1942 – 1947 dilakukan oleh arsiparis Sub Direktorat
Pengolahan Arsip III, Direktorat Pengolahan ANRI. Periode yang tercantum di
dalam inventaris NIGIS ini meliputi latar belakang sebelum dibentuknya
organisasi ini sampai pada masa peralihan menjelang organisasi ini berganti
nama dan diambil alih oleh RVD. Pengolahan arsip ini dilakukan dengan
berpedoman pada prinsip asal-usul (provenance)
dan aturan asli (original order)
serta pedoman deskripsi yang sesuai dengan kaidah deskripsi arsip foto. Dari
hasil penelusuran informasi ditetapkan terlebih dahulu wilayah, kemudian seri
arsip yang dikelompokkan menjadi empat fungsi, yakni Politik dan Pemerintahan, Kegiatan
Militer, Ekonomi serta Sosial dan Budaya. Peliputan yang tercakup ke dalam Fungsi Politik dan Pemerintahan adalah hal-hal yang
berkaitan dengan aktifitas kenegaraan, pemerintahan, politik, keorganisasian
pemerintah di luar militer, tugas fungsi organisasi pemerintah di luar militer,
tokoh-tokoh negara/politik, pegawai pemerintah, dan kegiatan-kegiatan informal
kerajaan beserta keluarganya. Peliputan yang tercakup ke dalam Fungsi Militer
adalah hal-hal yang berkaitan dengan kemiliteran termasuk penggunaan sarana dan
prasarana militer, latihan perang, personil militer, dan informasi lainnya yang
terkait masalah kemiliteran. Adapun peliputan yang termasuk ke dalam Fungsi Ekonomi
adalah hal-hal yang berkaitan dengan pedagangan, perindustrian dan pertanian. Arsip foto
peliputan yang tercakup ke dalam Fungsi Sosial dan
Budaya adalah hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan di luar pendidikan militer,
kebudayaan, kesenian, kondisi geografis, kondisi sosial, dan informasi lainnya
yang tidak termasuk ke dalam masalah Politik, Pemerintahan, Militer dan
Ekonomi.
Skema pengaturan arsip foto NIGIS: Seri Wilayah Eropa, Asia-Pasifik, Amerika dan Afrika dalam
kurun waktu 1942 – 1947 adalah sebagai berikut:
Fonds
|
:
|
Merupakan
pencipta arsip dalam hal ini adalah NIGIS
|
Series
|
:
|
Adalah fungsi organisasi Unit Film dan Foto NIGIS
yaitu melakukan peliputan politik dan pemerintahan, militer, sosial budaya
dan ekonomi.
|
Sub Series
|
:
|
Kurun waktu penciptaan arsip foto yang terdiri dari tahun, bulan, tanggal
|
File
|
:
|
Judul Kegiatan/Peristiwa yang
tergambar dalam foto, seperti: kegiatan politik, pemerintahan, kenegaraan,
diplomasi, publikasi, pendidikan, Penganugrahan tanda jasa dan kehormatan,
dokumentasi, personalia, sarana dan prasaran, keorganisasian NIGIS, pelatihan
militer, pembebasan tawanan perang, pemulihan tawanan perang, pembebasan
Filipina, pendudukan Jepang, pernyataan penyerahan Jepang, kekalahan Jepang,
dan Operasi Borneo
|
Item
|
:
|
Keterangan gambar atau isi informasi yang terdiri
dari deskripsi arsip foto
|
Pengolahan arsip ini dilakukan dengan mengacu pada prosedur kerja yang terdapat pada
Peraturan Kepala Arsip Nasional RI Nomor
27 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Sarana Temu Balik Arsip Statis. Beberapa
tahapan, yakni Identifikasi Arsip, Penyusunan Rencana Teknis, Penelusuran Data dan
Referensi, Penyusunan Skema Sementara, Rekonstruksi Arsip, Penerjemahan dan Deskripsi
Arsip dan Entri Data, Penyusunan Skema Definitif, Pengolahan Informasi dan
Fisik Arsip, Penomoran Definitif, Pemberian label, Penyusunan Draft Inventaris,
Penilaian dan Uji Petik (verification),
Perbaikan, Pengesahan Inventaris (validation),
dan Distribusi Inventaris.
2. Tim
Penyusun Inventaris Arsip
Penyusunan
Inventaris Arsip Foto NIGIS: Seri Wilayah Eropa, Asia-Pasifik, Amerika dan Afrika 1942 - 1947 dilaksanakan
berdasarkan Surat Perintah No.KN.03/1175/2017. Penyusunan Inventaris arsip ini
dikerjakan dalam waktu 1 (satu) tahun anggaran dengan Tim penyusun yaitu Drs. Azmi, MSi (Penanggung Jawab Kegiatan), Dra. Kris Hapsari, M.Hum (Penanggung Jawab Teknis), Bambang Barlian (Koordinator), Zulaika Astuti
(Sekretaris), Budi Setyanta (Anggota), Erlina Widyanti (Anggota), Dian Ardiani
Ridwan, (Anggota), Bertha Jayanti (Anggota), Bayu Tanoyo (Anggota) dan Afrizal
(Anggota).
E. Petunjuk
Penggunaan Inventaris Arsip Foto NIGIS
1.
Ketentuan Akses
Pengolahan arsip foto NIGIS dalam inventaris ini dilakukan
berdasarkan pada fungsi organisasi
dan kurun waktu penciptaan arsip. Penyusunan
informasi dilakukan dengan cara mengelompokkan informasi berdasarkan kesamaan
kegiatan atau peristiwa. Hal itu dilakukan guna mempermudah merangkai peristiwa
dan pengguna dapat melakukan pencarian foto dengan melihat keterkaitan antara
foto dengan fungsi organisasi NIGIS melalui daftar isi yang telah disusun
secara komprehensif dalam hal pengelompokkan informasinya. Setelah itu,
pengguna dapat mencari foto berdasarkan tahun, bulan, dan tanggal penciptaan
arsip foto kemudian dapat mencari
kejadian atau peristiwa yang berkaitan dengan topik yang dimaksud
pengguna. Selanjutnya, pengguna dapat mencari foto yang sesuai dengan informasi
yang dibutuhkan dengan melihat kolom uraian informasi.
Inventaris arsip ini juga dilengkapi dengan Indeks.
Indeks dapat digunakan untuk mencari nama orang atau nama tokoh dan nama tempat
(dapat dilihat di bagian lampiran inventaris arsip). Selain indeks, pengguna
juga dapat memanfaatkan daftar singkatan untuk mengetahui pengertian-pengertian
maupun singkatan atau akronim yang terdapat dalam deskripsi foto.
Pemesanan Arsip Foto NIGIS: Seri Wilayah Eropa, Asia-Pasifik, Amerika dan Afrika 1942 – 1947 ini dapat dilakukan di Ruang Layanan Arsip, dengan mengisi formulir permintaan arsip. Dalam formulir ini, pengguna mengisi identitas diri, menyertakan nomor, dan judul inventaris arsip serta nomor urut arsip foto yang hendak dipesan (contoh pengisian formulir terlampir).
Arsip
merupakan sumber
informasi primer. Sebuah karya ilmiah yang menggunakan arsip foto dalam
inventaris ini, harus mencantumkan data foto dengan versi yang lengkap (paling
tidak satu kali). Kutipan dapat juga menggunakan versi singkat dengan
menyebutkan judul inventaris dan nomor arsip (lihat contoh di bawah).
Contoh
Kutipan:
Arsip Nasional Republik Indonesia, Jakarta,
Arsip Foto NIGIS:
Seri Wilayah Eropa, Asia-Pasifik, Amerika dan Afrika 1942 – 1947, Nomor Inventaris
…….., Nomor Arsip ……..
Atau
ANRI, Arsip Foto NIGIS: Seri Wilayah Eropa, Asia-Pasifik, Amerika dan Afrika
1942 – 1947, Nomor Inventaris
…….., Nomor Arsip …
2. Diagram Alur Penelusuran Arsip Foto
Netherlands Indies Government
Information Services (NIGIS):
Seri Wilayah
Eropa, Asia-Pasifik, Amerika dan Afrika 1942 – 1947
FINDING AID
|
ACUAN
|
SARANA BANTU
|
HASIL PENEMUAN
|
||||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
||||||||||||||
|
|
|
|
3.
Ketentuan Reproduksi
Duplikasi atau penggandaan dapat dilakukan sesuai prosedur layanan di Ruang
Baca ANRI.Teknis dan biaya duplikasi atau penggandaan dapat dikonsultasikan
secara langsung dengan petugas di Ruang Baca.
[1] http://jabar.tribunnews.com/2013/05/30/dunia-mencatat-belanda-menyerah-di-kalijati, diakses tanggal 20 November 2017.
[3] Peter
Dennis, Troubled Days of Peace: Mountbatten and
South East Asia Command, 1945–46. Manchester:
Manchester University Press, 1987: 76.
[4] Peter
Denis, Troubled Days of Peace: Mountbatten and South East Asia Command,
1945–46, Manchester: Manchester University Press, 1987: 76.
[7]Errol Hodge, Radio wars: truth, propaganda and the
struggle for Radio Australia. Cambridge: Cambridge Univ. Press, 1995: 160
[8]Jafrin Rezwana, “Swimming Against the Tide:
History of Dutch Propaganda Film about Indonesia and the Revolutionary Role of
Joris Ivens”, Master’s Thesis, Leiden: University of Leiden, 2017: 31
[9] Rudolf, Mrázek, Sjahrir : politics and exile in Indonesia.
Ithaca, NY:
Southeast Asia Program, Cornell Univ, 1994:240
[10] “The
Odyssey of Three Hollanders”, The Cairns Post, (Qld.:
National Library of Australia). 17 July 1943. p. 4.
[11] Ravindra Varma, Australia And South Asia: The
Crystallisation of A Relationship. New Delhi: Abhinav Publications, 2003:77.
[12] Jafrin Rezwana,
“Swimming Against the Tide: History of Dutch Propaganda Film about Indonesia
and the Revolutionary Role of Joris Ivens”, Master’s Thesis, Leiden: University
of Leiden, 2017: 46
Tidak ada komentar:
Posting Komentar