Kutipan:
Ketahuilah dan yakinlah, bahwa sesungguhnya dalam setiap cobaan berat
yang Allah SWT berikan untuk kita, maka ada hikmah dan pahala yang
besar yang menyertainya. Seperti sabda Rasulullah SAW,
“Sesungguhnya pahala yang besar itu, bersama dengan cobaan yang besar
pula. Dan apabila Allah mencintai suatu kaum maka Allah akan menimpakan
musibah kepada mereka. Barangsiapa yang ridha maka Allah akan ridha
kepadanya. Dan barangsiapa yang murka, maka murka pula yang akan
didapatkannya.” (HR. Tirmidzi, dihasankan al-Albani dalam as-Shahihah [146]).
Rasulullah SAW bersabda : “Tiada henti-hentinya cobaan akan menimpa
orang mukmin dan mukminat, baik mengenai dirinya, anaknya, atau
hartanya sehingga ia kelak menghadap Allah SWT dalam keadan telah bersih
dari dosa (HR. Tirmidzi).
Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah seseorang mendapatkan pemberian yang lebih baik dan lebih lapang daripada kesabaran.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Kita harus rela menerima segala ketentuan Allah dan
menyadari bahwa apapun yang terjadi, sudah ditetapkan Allah SWT dalam
Lauhul Mahfuzh. Kita wajib menerima segala ketentuan Allah dengan penuh
keikhlasan. Allah SWT berfirman : “Tiada suatu bencana pun yang menimpa
di bumi dan pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab
(Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian
itu adalah mudah bagi Allah.” (QS al-Hadid [57] : 22)
Kutipan ini menjadi sumber kekuatanku untuk terus bertahan dalam menghadapi semua cobaan yang datang bertubi-tubi ini. Godaan, hambatan, tantangan semua membutuhkan sikap mental bajaku untuk kuat menahan segala terjangan badai yang datang menghantam.
Insya Allah...dengan keyakinan, Iman Islam, kehendak untuk berusaha sekuat tenaga melakukan yang terbaik bagi anakku...semua cobaan dan ujian dari Allah SWT akan segera dapat ditanggulangi dan dihadapi dengan ikhlas dan senyuman. walau terasa sakit setiap kali melihat sang bos kecil itu memperlakukan aku dengan semena-mena. Walau rasa ingin membalas semua kata-katanya pedasnya. Lebih baik aku diam. DIAM ADALAH EMAS...
Percaya dan ikhlas bahwa semua celaan, kata-kata pedas, dan tindakan merendahkan aku di hadapan orang lain adalah ujian kenaikan tingkat dari ALLAH SWT agar aku dapat menjadi sosok yang lebih dari tinggi di hadapanNYA. Yakin...suatu saat semua itu akan berbalik menjadi segala kebaikan, kebahagiaan jika tidak di dunia maka aku akan temui itu semua di akhirat.
Sabar...sabar..sabar.....selalu ingat bahwa kebesaran hanya milik ALLAH SWT. Manusia hanya bisa berkehendak tapi suratan takdir sudah diputuskan oleh ALLAH SWT.
Ikhlas Insya Allah aku akan berada di tempat terbaik dibandingkan dengan orang-orang yang menzholimi aku. Mohon Ampun atas segala kesalahan yang pernah kuperbuat. dan semoga mereka yang telah menzholimi aku diberikan ampunan oleh ALLAH SWT...
Blog ini berisi curhatan, catatan, hasil karya terjemahan, hasil penelitian seorang Rini Rusyeni sebagai perwujudan ekspresi perasaan, sukacita, kegalauan dan karya. Terima jasa penerjemahan bahasa Inggris-Indonesia dan Indonesia-Inggris. Further info pls Email rinirusyeni80@gmail.com
Kamis, 14 Februari 2013
Teori Penerjemahan (lagi)
HAKIKAT PENERJEMAHAN BUDAYA
-
Meliputi
segala aktifitas tafsir oleh manusia atas pelbagai fenomena alami dan cultural
yang tertangkap inderanya dan dicerna oleh kesadarannya;
-
Adalah
proses yang terjadi setiap hari sebagai bagian integral dari aktifitas hidup
manusia;
-
Selalu
dibingkai oleh aspek-aspek lain: ekonomis, politis, ideologis, geografis, dll.
Dua Kutub Budaya:
-
Kutub
Esensialis: tiap identitas (kultura) berasal dari suatu esensi yang kodrati
atau terberi (pre-given).
-
Kutub
Konstruksionis: identitas (cultural) adalah ‘cerita’ (naratif) tanpa basis
historis aaupun fisik; dengan kata lain, sebuah ‘sistem tanda’semata.
Implikasi Romantik
-
Humboldt
& Herder: foreignizing = kesetiaan
pada teks sumber = tujuan: pengayaan budaya sasaran
-
Sebuah
bangsa (yang mengekspresikan diri via bahasa) merelakan sebagian orisinalitas
alamiahnya dan menerima kontaminasi budaya asing untuk mencapai standar budaya
asing itu (yang diasumsikan lebih tinggi, kaya, mapan)
Implikasi Posmodern
-
Benjamin:
terjemahan tidak bertujuan komunikasi ataupun mengalihkan makna
-
Bahasa
sumber dan sasaran selalu berubah dalam bingkai ruang dan wkatu
-
Bhabha:
‘ruang ketiga’ = hibriditas = terjemahan sebagai ‘negosiasi’ cultural dengan
tujuan emansipatoris
Linguistik dan Budaya
-
Aspek
linguistis dalam budaya (Jakobson): bahasa punya kapasitas memberikan
pengalaman kognitif via ekspresi linguistic
-
Aspek
cultural dalam linguistic (jakobson): apa yang harus disampaikan oleh bahasa,
bukan apa yang bisa disampaikan
-
Apa yang
terpaksa dikesampingkan akibat batasan-batasan cultural (Butler).
Pemahaman
-
Bhabha:
Penerjemahan adalah sifat performatif dari komunikasi antar-budaya
-
Bassnett
& Lefevere: Penerjemahan budaya bukan hanya transaksi antara dua bahasa
melainkan negosiasi kompleks antara dua budaya
Orang-orang komunis memandang terjemahan:
1.
Lenin:
orang yang tidak mempertimbangkan translatability dalam wacananya tak akan
dapat mencapai tujuan politisnya
2.
Gramsci:
kepentingan politis dalam terjemahan=audiens bukan hanya penerima pasif tetapi
memiliki konsepsi dan sikap mental sendiri, serta sesuatu yang disampaikan juga
Selasa, 12 Februari 2013
Sabar...Sabarr...Sabar
Allah Maha Adil. Dia tidak pernah tidur....dibalik segala kesusahan ada kemudahan. akan ada pelangi setelah hujan itu yang harus kutancapkan dalam-dalam di pikiranku. Subhannallah....kenyataan....
biar saja semua berlaku tidak adil kepada diriku. biar saja mereka memboikot aku. Tidak perlu aku melawan. Hanya Allah dan Dzikir senjataku. Hanya Iman Islam dan kesabaran yang menjadi tameng serangan kemunafikan mereka.
hari ini rapat dengan jajaran pimpinan. sumpah sama sekali aku tidak tahu akan ada rapat. sang anak kecil yang menjadi bos kecil itupun dengan muka masam dan penuh kemenangan memerintahkan bawahannya membantu mempersiapkan rapat tersebut. Sama sekali aku tidak digubris....sama sekali mereka tidak menganggap kehadiranku. ahhhh...biar sajalah toh aku juga punya kesibukan lain. buat apa dipusingkan dengan kelakukan sang Plt. Pejabat Eselon IV yang kekanak-kanakan itu.
ternyata ulahnya itu menjadi senjata makan tuan dirinya. hehehehe...setelah sholat Dhuha aku ditelp dari ruang rapat. Aku harus ikut rapat. mereka mempertanyakan kenapa aku tidak ikut. Aku hanya menjawab dengan enteng...aku tidak tahu hari ini ada rapat. tidak ada yang memberitahuku. ketika aku bertanya kepada salah seorang bawahannya si anak kecil itu apakah mereka membutuhkan bantuanku atau tidak, jawabannya semua telah berada dalam kendali yang benar. pertolonganku tidak akan berarti apa-apa jawabnya.
Ya sudah lah kalo begitu....aku laporkan saja apa adanya jawabannya tersebut. hehehehe biar saja..biar para atasan itu cukup tahu bagaimana tingka sang pejabat Plt itu. sangat kekanak-kanakan. Dendam kesumat tak berkesudahan yang luar biasa...
Biar saja atasannya yang menegur dia. aku tidak mau ambil pusing. tapi satu hal yang membuatku yakin bahwa sabarku ini telah mebuahkan hasil. Hasil berupa pelajaran bagi sang pejabat Plt itu bahwa jangan bersikap kekanak-kanakan. jangan sok tahu dan bersikap sok pintar. jangan merasa semua bisa dikerjakan sendiri tanpa pertolongan orang lain. jangan sombong...ada langit di atas langit. camkan itu wahai ibu Plt
biar saja semua berlaku tidak adil kepada diriku. biar saja mereka memboikot aku. Tidak perlu aku melawan. Hanya Allah dan Dzikir senjataku. Hanya Iman Islam dan kesabaran yang menjadi tameng serangan kemunafikan mereka.
hari ini rapat dengan jajaran pimpinan. sumpah sama sekali aku tidak tahu akan ada rapat. sang anak kecil yang menjadi bos kecil itupun dengan muka masam dan penuh kemenangan memerintahkan bawahannya membantu mempersiapkan rapat tersebut. Sama sekali aku tidak digubris....sama sekali mereka tidak menganggap kehadiranku. ahhhh...biar sajalah toh aku juga punya kesibukan lain. buat apa dipusingkan dengan kelakukan sang Plt. Pejabat Eselon IV yang kekanak-kanakan itu.
ternyata ulahnya itu menjadi senjata makan tuan dirinya. hehehehe...setelah sholat Dhuha aku ditelp dari ruang rapat. Aku harus ikut rapat. mereka mempertanyakan kenapa aku tidak ikut. Aku hanya menjawab dengan enteng...aku tidak tahu hari ini ada rapat. tidak ada yang memberitahuku. ketika aku bertanya kepada salah seorang bawahannya si anak kecil itu apakah mereka membutuhkan bantuanku atau tidak, jawabannya semua telah berada dalam kendali yang benar. pertolonganku tidak akan berarti apa-apa jawabnya.
Ya sudah lah kalo begitu....aku laporkan saja apa adanya jawabannya tersebut. hehehehe biar saja..biar para atasan itu cukup tahu bagaimana tingka sang pejabat Plt itu. sangat kekanak-kanakan. Dendam kesumat tak berkesudahan yang luar biasa...
Biar saja atasannya yang menegur dia. aku tidak mau ambil pusing. tapi satu hal yang membuatku yakin bahwa sabarku ini telah mebuahkan hasil. Hasil berupa pelajaran bagi sang pejabat Plt itu bahwa jangan bersikap kekanak-kanakan. jangan sok tahu dan bersikap sok pintar. jangan merasa semua bisa dikerjakan sendiri tanpa pertolongan orang lain. jangan sombong...ada langit di atas langit. camkan itu wahai ibu Plt
Langganan:
Postingan (Atom)